Sejarah Kota Solo
Inilah Penampakan Salah Satu Rumah Tertua di Solo, Umurnya Lebih Tua dari Masjid Agung Kraton Solo
Seperti apa rumah orang Jawa di tahun 1700-an? Bila ingin melihat, berkunjunglah ke Omah Lawas Laweyan di Kampung Batik Laweyan Solo.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya | Editor: Aji Bramastra
Kemudian TribunSolo.com bertolak ke bagian Ngomah.
Masuk di sana, suasana lembab langsung terasa.
Sedikit sinar matahari masuk dari celah genteng di atas kami.
Blandar bersusun yang disebut tumpangsari juga terlihat.
Yang menarik, di bagian utara Ngomah terdapat kain hitam menutupi dinding berukuran 2 meter x 2 meter.
Di atas kain hitam itu, terpampang prasasti yang dimaksud Dewi.
Sebuah tokoh pewayangan serupa gajah digambarkan duduk di bulan sabit.
Dewi menyatakan bentuk rumah hingga kayu yang ada di rumah berukuran 25 meter x 10 meter itu memang tak pernah berubah.
Yang unik, saat dicermati, di rumah ini tak ada satu pun paku.
Dewi mengatakan rumah ini memang dibangun dengan sistem yang bisa dibongkar pasang.
Penyatunya antara dinding yang terbuat dari kayu jati adalah kayu juga.
"Nggih, nggak ada pakunya sama sekali. Pakai sindik-sindik itu lho, kayak kayu diselundupke," kata Dewi.
"Dindingnya kayu, kayu jati tapi yang nggak dipasah, masih pecalan gitu," tambahnya.
Punya Bunker
Sejarah Pasar Gede Solo : Sempat Terbakar Tahun 1999 Hingga Beralih Fungsi Jadi Destinasi Wisata |
![]() |
---|
Sejarah Kepatihan Mangkunagaran: Pernah Jadi Kantor era MN III Hingga TK Taman Putra Selama 71 Tahun |
![]() |
---|
Oetomo Ramelan, Eks Wali Kota Solo yang Fotonya 'Dihilangkan' dari Balai Kota karena Dukung PKI |
![]() |
---|
Asal-usul SD Negeri Bromantakan : Inilah SD Pertama di Solo yang Boleh Dimasuki Anak Pribumi |
![]() |
---|
Asal-usul SMP Negeri 10 Solo: Sekolah Anak Gadis Bangsawan Mangkunegaran, Sempat Jadi Asrama Belanda |
![]() |
---|