Berita Sragen Terbaru
Minyak Goreng Bikin Pusing, Sukarno Warga Sragen Buktikan Bisa Bikin Sendiri, Pakai Biji Kapuk
Sukarno bisa memanfaatkan bahan alami sebagai bahan alternatif minyak goreng, di tengah kelangkaan minyak goreng kelapa sawit.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Aji Bramastra
Dari mesin tersebut kemudian keluar cairan bening bewarna kuning kecoklatan dan juga keluar ampas atau biasa disebut bungkil, yang ternyata bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
"Bungkilnya saya kirim ke pabrik pakan ternak di Boyolali dan Klaten, per kilogramnya saya jual Rp 3.500," singkatnya.
Dalam sehari, Sukarno yang dibantu 8 orang karyawan bisa menggiling hingga 2 ton biji klentheng yang bisa menghasilkan minyak 20 persennya.
Sukarno menjual minyak klentheng dengan harga Rp 17.000 per kilogramnya.
Menurut Sukarno, sebenarnya minyak yang keluar tersebut bisa langsung digunakan.
Ia pernah mencoba sendiri, namun hasilnya agak getir, yang dikarenakan kurang bersih saat penyaringan.
Dikarenakan minyak klentheng harus melewati satu tahap lagi, kemudian ia jual ke salah satu perusahaan di Jakarta.
"Kalau jadi minyak goreng harus melalui dua proses, saya ini cuma jualnya curah, kalau pihak lain untuk proses kan harus izin Badan POM, warga sini nggak ada yang bisa proses," ujarnya.
Selama 35 hari sekali, ia bisa mengirim sebanyak 6 ton minyak klentheng yang dihasilkan dari dua mesin penggilingan.
Usaha yang telah ia jalankan selama puluhan tahun tersebut, ternyata awalnya minyak klentheng produksinya sempat tidak laku.
Ia tawarkan ke Semarang dan Jakarta tidak ada yang tertarik untuk membeli minyak kletheng.
Sampai akhirnya ia bertemu dengan perusahaan yang tepat, dan hingga kini minyak klenthengnya semakin mudah dijual, karena semakin banyak dicari orang.
"Kalau dulu susah jual minyaknya, sekarang yang susah bahan bakunya, sudah mulai berkurang, biasanya buah kapuknya didatangkan dari Ponorogo dan Pati," pungkasnya. (*)