Berita Terbaru Sragen
Namanya Unik, Ini Asal-Usul Penamaan Sambungmacan Sragen : Berkaitan dengan Masa Penjajahan Belanda
Cerita berawal dari Pangeran Mangkubumi atau Sri Sultan Hamengkubuwana I sedang berhadapan dengan penjajah Belanda di Bumi Sukowati atau Sragen
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Di Kabupaten Sragen terdapat nama sebuah desa dan kecamatan yang terkenal akan keunikannya.
Ya, di sudut timur Kabupaten berjuluk Bumi Sukowati itu terdapat sebuah kecamatan bernama Sambungmacan.
Mungkin kebanyakan berfikir makna dari Sambungmacan ialah harimau yang disambungkan, karena sambung berarti menyambung dan macan berarti harimau.
Namun, ternyata terdapat sejarah panjang tentang penamaan Sambungmacan tersebut.
Salah satu pelaku seni dan budaya Kabupaten Sragen, yang juga merupakan dalang tertua di Kabupaten Sragen, Karno KD pernah meneliti asal-usul nama Sambungmacan.
Keterangan asal-usul nama Sambungmacan, Karno KD peroleh dari para tetua yang merupakan penduduk asli.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Disebut Akan Jadi Endemi, Bupati Yuni : Sragen Daerah Paling Siap Hadapi Status Itu
Menurutnya sejarah Sambungmacan berawal dari sebuah dukuh Butuh, Desa Banaran, Kecamatan Sambungmacan.
Cerita berawal dari Pangeran Mangkubumi atau kelak bergelar Sri Sultan Hamengkubuwana I sedang berhadapan dengan penjajah Belanda di Bumi Sukowati atau kini disebut sebagai pemerintah Kabupaten Sragen.
Pangeran Mangkubumi yang hendak melawan Belanda, memiliki panglima perang, yakni Gusti Pangeran Jatikusumo.
Waktu itu Gusti Pangeran Jatikusumo diperintahkan untuk mencari pemuda, yang gagah perkasa untuk membantu menumpas para penjajah Belanda.
Akhirnya, Gusti Pangeran Jatikusumo mempercayakan pemilihan prajurit perang kepada Ki Ageng Butuh, yang waktu itu sudah terkenal sebagai "orang pandai".
Baca juga: Banyak Lubang di Jalan Raya Sukowati Sragen, Bupati : Masih Hujan, Kalau Diperbaiki Sekarang Percuma
Baca juga: Pupus Harapan Warga di Sragen, Tak Jadi Dapat Minyak Goreng Murah karena Pemerintah Cabut Aturan HET
"Jaman itu, Pangeran Mangkubumi meminta untuk dicarikan pemuda yang bisa diajukan untuk ikut perang, badannya harus memenuhi syarat," ujarnya kepada TribunSolo.com, Minggu (20/3/2022).
"Akhirnya Gusti Pangeran Jatikusumo mempercayakan perintah tersebut kepada Ki Ageng Butuh, yang kemudian diajukan salah satu anaknya, yang bernama Joko Sambung," tambahnya.
Joko Sambung memiliki kekuatan yang tidak terkalahkan oleh siapapun waktu itu.