Berita Solo Terbaru
Mangkunegoro X Bhre Ulang Tahun ke-25, Paundra Sebut Berikan Kado Spesial Buatannya
Ulang tahun KGPAA angkunagoro X Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo ke-25, mendapatkan kado spesial dari sang kakak GPH Paundrakarna Jiwo Suryonegoro berupa
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya | Editor: Agil Trisetiawan
Prosesi pemotongan kue juga sempat dilakukan sebelum pertunjukan wayang kulit dilaksanakan.
Direktur Akademi Seni Mangkunegaran (Asga) Raden Ayu (R.Ay.) Irawati Kusumorasri mengatakan, penyelenggaraan pertunjukan wayang tersebut merupakan keinginan dari Mangkunegoro X.
Baca juga: Kerja Bakti Bersama, Gibran dan Bhre Ikut Cabuti Rumput di Area Pamedanan Mangkunegaran Solo
Baca juga: Sebelum Jadi Mangkunagoro X, Bhre Sering Habiskan Waktu Menginap di Makam Mangkunagoro IX
"Wayang kulit klasik gaya Mangkunegaran, kami dari Asga yang didawuhi (diminta) untuk menggelar wayang kulit ini," ujar Irawati, kepada TribunSolo.com.
Untuk cerita pewayangan yang ditampilkan adalah kisah perjalanan Raden Tetuka menjadi Raja Pringgondani dengan gelar Prabu Anom Harya Gathotkaca.
"Beliau (Gusti Bhre) yang memilih cerita ini. Ya mungkin ada yang menyarankan dan beliau yang memilih tentang cerita Gathotkaca," jelasnya.
Baca juga: Hari Pertama Kerja Usai Sembuh dari Covid-19, Gibran Temui KGPAA Mangkunegara X Bhre Cakrahutomo
"Gathotkaca kan prabu anom, pria muda gitu ya dan dikenal gagah berani dan banyak kelebihannya," tambah Irawati.
Irawati menyebut selama ini jarang bahkan dirinya tak ingat kapan wayangan digelar guna menyemarakkan ulang tahun di keluarga Mangkunegaran.
Hal ini disambut positif oleh Irawati, karena menurutnya Bhre sudah mampu melihat harta karun Mangkunegaran, seperti kesenian dan budaya
"Saya tidak ingat, tetapi sudah lama sekali dan apalagi pada masa pandemi dua tahun," katanya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pertunjukan wayang kulit itu digelar hingga pukul 03.00 atau 04.00 WIB.
Adapun dalang yang memainkan wayang tersebut adalah Ki Purnomo, salah satu dosen di Akademi Seni Mangkunegaran.
Untuk musik pengrawit dan sinden diketahui berasal dari dosen-dosen dan Pasinaon Dalang ing Mangkunegaran/Pedalangan Mangkunegaran (PDMN). (*)