Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Mangkunegoro X Bhre Ulang Tahun ke-25, Paundra Sebut Berikan Kado Spesial Buatannya

Ulang tahun KGPAA angkunagoro X Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo ke-25, mendapatkan kado spesial dari sang kakak GPH Paundrakarna Jiwo Suryonegoro berupa

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya | Editor: Agil Trisetiawan
TribunSolo.com/Vincentius Jyestha
Pangeran Sepuh Mangkunegaran, Gusti Pangeran Haryo (GPH) Paundrakarna Jiwo Suryonegoro, saat ditemui di Balaikota Solo, Kamis (31/3/2022) 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pangeran Sepuh Mangkunegaran, Gusti Pangeran Haryo (GPH) Paundrakarna Jiwo Suryonegoro memberikan kado istimewa bagi Mangkunegoro X yang notabene adalah adik tirinya.

Diketahui, Raja Mangkunegaran atau yang dikenal sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunagoro X Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo bertambah usia pada 29 Maret 2022 kemarin.

Bhre kini berusia 25 tahun. Pada tanggal yang sama, Kakak Bhre yakni Gusti Ratu Ajeng (G.R.Aj.) Ancillasura Marina Sudjiwo juga berulang tahun.

Adapun hadiah yang diberikan adalah kemeja batik dengan motif Garuda Yeksa Kencono yang merupakan karya atau desain dari Paundra sendiri.

"Kemarin saya ngasih batik motif Garuda Yeksa Kencono. Beliau senang, saya berikan batik sarimbit buat Gusti Sura juga," ujar Paundra, kepada TribunSolo.com, ditemui di Balai Kota Solo, Kamis (31/3/2022).

Baca juga: Saat Raja Mangkunegoro X KGPAA Bhre Rayakan Ultah Bareng Kakak, Nanggap Wayang Kulit Semalam Suntuk

Baca juga: Kerja Bakti Bersama, Gibran dan Bhre Ikut Cabuti Rumput di Area Pamedanan Mangkunegaran Solo

Baca juga: Saling Lempar Pujian : Gibran Sebut Paundra Ganteng, Paundra Sebut Gibran Junjungannya

Baca juga: Hanya Bertemu 15 Menit, Gibran - Paundra Bahas Pameran Batik di Loji Gandrung

Kado yang diberikan Paundra kepada Bhre termasuk early gift. Karena diberikan jauh sebelum hari ulang tahun Bhre.

Kala itu, kata Paundra, mereka bertemu di lantai 30 Hotel Alila Solo.

Tidak hanya mereka berdua saja, tapi juga ada saudara lain yang hadir dan sejumlah sentono juga.

"Pertemuan itu sudah dijadwalkan tapi saya direh-reh, ayo kalau mau ketemu. Kalau nggak, ya ketemu di pura saja. Pertemuannya pekan kemarin," jelasnya.

Beberapa hal sempat dibahas disana, termasuk curahan hati dan pesan seorang kakak untuk adiknya.

"Macam-macam kemarin, soal curahan hati. Juga pesan dari seorang kakak, kurang lebihnya begitu," katanya.

"Saya pesen jadilah raja yang baik," tegas Paundra.

Dimeriahkan Pagelaran Wayang Kulit

Acara ulang tahun Bhre dimeriahkan dengan menggelar pertunjukan wayang kulit yang berlangsung semalam suntuk.

Prosesi pemotongan kue juga sempat dilakukan sebelum pertunjukan wayang kulit dilaksanakan.

Direktur Akademi Seni Mangkunegaran (Asga) Raden Ayu (R.Ay.) Irawati Kusumorasri mengatakan, penyelenggaraan pertunjukan wayang tersebut merupakan keinginan dari Mangkunegoro X.

Baca juga: Kerja Bakti Bersama, Gibran dan Bhre Ikut Cabuti Rumput di Area Pamedanan Mangkunegaran Solo

Baca juga: Sebelum Jadi Mangkunagoro X, Bhre Sering Habiskan Waktu Menginap di Makam Mangkunagoro IX

"Wayang kulit klasik gaya Mangkunegaran, kami dari Asga yang didawuhi (diminta) untuk menggelar wayang kulit ini," ujar Irawati, kepada TribunSolo.com.

Untuk cerita pewayangan yang ditampilkan adalah kisah perjalanan Raden Tetuka menjadi Raja Pringgondani dengan gelar Prabu Anom Harya Gathotkaca.

"Beliau (Gusti Bhre) yang memilih cerita ini. Ya mungkin ada yang menyarankan dan beliau yang memilih tentang cerita Gathotkaca," jelasnya.

Baca juga: Hari Pertama Kerja Usai Sembuh dari Covid-19, Gibran Temui KGPAA Mangkunegara X Bhre Cakrahutomo

"Gathotkaca kan prabu anom, pria muda gitu ya dan dikenal gagah berani dan banyak kelebihannya," tambah Irawati.

Irawati menyebut selama ini jarang bahkan dirinya tak ingat kapan wayangan digelar guna menyemarakkan ulang tahun di keluarga Mangkunegaran.

Hal ini disambut positif oleh Irawati, karena menurutnya Bhre sudah mampu melihat harta karun Mangkunegaran, seperti kesenian dan budaya

"Saya tidak ingat, tetapi sudah lama sekali dan apalagi pada masa pandemi dua tahun," katanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, pertunjukan wayang kulit itu digelar hingga pukul 03.00 atau 04.00 WIB.

Adapun dalang yang memainkan wayang tersebut adalah Ki Purnomo, salah satu dosen di Akademi Seni Mangkunegaran.

Untuk musik pengrawit dan sinden diketahui berasal dari dosen-dosen dan Pasinaon Dalang ing Mangkunegaran/Pedalangan Mangkunegaran (PDMN). (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved