Isi Ceramah Ganjar Pranowo saat Jadi Khatib Salat Tarawih di Masjid UGM, Singgung soal Minyak Goreng
Menurut Ganjar, sejak Januari 2022, dirinya banyak mendapat aduan dari masyarakat. Dan yang menduduki urutan pertama aduan adalah soal minyak goreng.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, YOGYAKARTA -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengisi ceramah tarawih di Majis Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (6/4/2022) malam.
Ketika mengisi ceramah tersebut, Ganjar Pranowo membahas sejumlah hal.
Menurut Ganjar, sejak Januari 2022, dirinya banyak mendapat aduan dari masyarakat. Dan yang menduduki urutan pertama aduan adalah soal minyak goreng.
“Jadi sampai hari ini, sudah ada 115 aduan ke kanal Laporgub terkait minyak goreng.”
“Tak hanya aduan online, setiap bertemu warga apalagi emak-emak itu, mengeluhnya satu sekarang, minyak goreng. Semua protes ke saya, ini ada apa. Padahal kita penghasil minyak terbesar seluruh dunia,” kata Ganjar, seperti dikutip dari keterangan tertulis Pemprov Jateng via Kompas TV.
Baca juga: Ganjar Pagi-pagi Telepon Gibran, Tanyakan Soal Minyak Goreng Curah: Beliau Monitor Terus
Baca juga: Bupati Sragen Berang Investasi Terhambat Gegara Aturan Pusat , Ganjar Pranowo : Perlu Duduk Bersama
Tidak cuma minyak goreng, ada sejumlah persoalan lain yang diadukan oleh masyarakat padanya.
Antara lain pungutan liar, kesulitan membuat SKCK, membuat SIM dan sebagainya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga menjelaskan fungsi media sosial untuk memudahkan masyarakat mengadu.
Ternyata semua aduan masyarakat tersebut, kata Ganjar, disampaikan langsung melalui media sosial.
“Semua OPD saya wajibkan buat akun medsos dan harus centang biru. Hasilnya apa, hari ini netizen bisa mencurahkan isi hati dan pandangannya hanya dengan satu kali klik,” jelasnya.
Ganjar menuturkan aduan masyarakat itu harus direspons dalam waktu 2×24 jam, dan saat ini menjadi lebih cepat, yakni 1×24 jam.
Bahkan ada yang dalam hitungan jam.
Kecepatan respons itu penting agar masyarakat mendapatkan kepastian.
“Bagi saya, ini adalah tantangan yang harus diselesaikan, apalagi di tengah perubahan yang begitu cepat. Birokrasi harus mampu menjawab persoalan yang membuat rakyat terbebani.”
“Menjadi pelayan rakyat yang baik adalah orientasi dasar yang harus ditumbuhkan di kalangan birokrat. Birokrasi kasual adalah bagian dari itu semua,” bebernya.