Berita Solo Terbaru
Cerita Porter Terminal Tirtonadi Solo : Bayar Seikhlasnya, Kadang Getir karena Pulang Tak Bawa Uang
Inilah serba-serbi arus mudik Lebaran yang di antaranya cerita menyentuh dari porter yang bekerja di Terminal Tirtonadi Solo.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya | Editor: Asep Abdullah Rowi
"Kadang pulang itu nggak bawa uang. Tapi ya gimana, yang penting kami berusaha, keluar rumah itu niatnya bekerja cari nafkah buat keluarga," kata Narto.
Selama bekerja, para porter ini bergantian menawarkan jasa dengan urutan yang berada di nomor punggung kemeja mereka.
Apabila seorang porter sudah mendapatkan orderan, maka dia tak akan menawarkan jasanya lagi sampai temannya juga mendapatkan orderan.
"Jadi prinsipnya semua disini kebagian rezeki, nanti yang sudah dapat biasanya istirahat dulu, ngobrol-ngobrol, gitu," jelas dia.
Usia yang sudah terbilang lanjut membuat Narto dan kawan-kawannya berpikir ulang mencari pekerjaan lain. Keahlian disebutnya menjadi halangan.
Selain itu, Narto percaya rezeki sudah diatur oleh Allah.
Meski tak ada kerja sampingan, dia dan rekan porter selalu mendapatkan rezeki tak terkira dari berbagai pihak.
"Pernah kami ini diberi makanan ataupun uang oleh penumpang, mereka yang datang kesini, banyak pokoknya," jelas Narto.
"Kita sekarang niatnya bekerja yang penting cukup untuk kebutuhan sehari-hari," pungkasnya. (*)