Berita Seleb
Bintangi KKN di Desa Penari, Tissa Biani Mengaku Pernah Bertemu Nur Asli, Tegaskan Kisah Nyata
Aktris Tissa Biani mengaku pernah bertemu dengan karakter Nur dalam cerita KKN di Desa Penari.
Penulis: Reza Dwi Wijayanti | Editor: Hanang Yuwono
Jawaban Tissa Biani pun sontak membuat Dul Jaelani terkejut.
Cerita KKN di Desa Penari Versi Asli Thread Twitter
Akun SimpleMan sempat mengutarakan jika cerita kini merupakan kisah nyata yang terjadi di sebuah desa di Jawa Timur pada 2009.
SimpleMan sendiri mengaku ada dua versi cerita KKN di Desa Penari, yakni versi Widya dan versi Nur.
Berikut cerita lengkap KKN di Desa Penari:
"Malam ini, gw akan bercerita sebuah cerita dari seseorang, yang menurut gw spesial. Kenapa? Karena gw sedikit gak yakin bakal bisa menceritakan setiap detail apa yang beliau alami.
Sebuah cerita tentang pengalaman beliau selama KKN, di sebuah desa penari.
Sebelum gw memulai semuanya. Gw sedikit mau menyampaikan beberapa hal.
Sebelumnya, penulis tidak mendapat ijin untuk memposting cerita ini dari yang empunya cerita, karena beliau memiliki ketakutan sendiri pada beberapa hal, yang meliputi kampus dan desa tempat KKN diadakan.
Tetapi, karena penulis berpikir bahwa cerita ini memiliki banyak pelajaran yang mungkin bisa dipetik terlepas dari pengalaman sang pemilik cerita akhirnya, kami sepakat, bahwa, semua yang berhubungan dengan cerita ini, meliputi nama kampus, fakultas, desa dan latar cerita, akan sangat dirahasiakan.
Jadi buat teman-teman yang membaca cerita ini, yang mungkin tahu, atau merasa familiar dengan beberapa tempat yang meski disamarkan ini, dimohon, untuk diam saja, atau merahasiakan semuanya, karena ini sudah menjadi janji penulis dan pemilik cerita.
Tahun 2009 akhir, semua anak angkatan 2005/06 sudah hampir merampungkan persyaratan untuk mengikuti KKN yang dilakukan di beberapa desa sebagai syarat lanjutan untuk tugas skripsi.
Dari semua wajah antusias itu di kampus, terlihat satu orang tampak menyendiri. Widya, begitu anak-anak lain memanggilnya
Ia tampak begitu gugup, menyepi, menyendiri, sampai panggilan telepon itu membuyarkan lamunannya.
"Aku wes oleh nggon KKN'e," (aku sudah dapat tempat untuk KKN) kata di ujung telepon. Wajah muram itu, berubah menjadi senyuman penuh harap.