Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemilik Rumah Lokasi Film KKN di Desa Penari Sebut Banyak Kisah Mencekam Usai Syuting

Pemilik Rumah Lokasi Syuting Film KKN di Desa Penari Sebut Banyak Kisah Mencekam Usai proses Syuting.

Penulis: Tribun Network | Editor: Eka Fitriani
Kompas.com/ Markus Yuwono
Lokasi syuting film horor KKN di Desa Penari di Rumah Ngadiyo di Padukuhan Ngluweng, Kalurahan Ngleri, Playen, Gunungkidul 

TRIBUNSOLO.COM - Sebuah rumah warga di Playen, Gunungkidul, yang menjadi satu lokasi syuting film KKN di Desa Penari ternyata memiliki banyak kisah menarik.

Apalagi film KKN di Desa Penari disebut-sebut sebagai film horor Indonesia terlaris sepanjang masa.

Salah satu lokasi syuting film KKN di Desa Penari tersebut merupakan rumah milik Ngadiyo, warga Padukuhan Ngluweng, Kalurahan Ngleri, Gunungkidul.

Namun, meskipun filmnya sangat laris, Ngadiyo malah berencana menjual rumahnya.

Baca juga: Warga Playen Gunungkidul yang Terlibat Syuting KKN Desa Penari Bangga: Bisa Cerita ke Anak Cucu

Baca juga: Film KKN di Desa Penari Sukses Besar, Curhat Pemeran Hantu Hanya Dibayar Rp 75 Ribu Curi Perhatian

Diketahui, rumah milik warga bernama Ngadiyo itu dijadikan lokasi syuting pada November 2019.

Ternyata, ada sedikit cerita menarik setelah rumah Ngadiyo dijadikan lokasi syuting KKN di Desa Penari.

Ketua RT 002 RW 001 Pedukuhan Ngluweng, Chasanah, mengatakan Ngadiyo tidak lagi menempati rumah tersebut usai dijadikan lokasi syuting. Dia hanya tinggal bersama istrinya.

"Dan setelah selesai syuting, pindah karena di situ perasaannya takut. Sudah lama itu sekitar satu tahunan mereka pindah," kata Chasanah, saat ditemui di rumahnya dikutip dari Kompas.com, Rabu (18/5/2022).

Chasanah juga menyebut, setelah rumah berbentuk limasan dengan dinding bambu dan kayu itu tak lagi ditempati, Ngadiyo berencana menjual rumah tersebut.

Ngadiyo hanya menjual bangunannya saja, tidak termasuk tanahnya.

"Iya (bangunan rumah mau dijual), tapi saya tidak tahu detailnya. Seperti laku tidaknya, belum tahu saya," kata Chasanah.

Dilansir dari Kompas.com, dinding rumah yang terbuat dari kayu banyak yang sudah berlubang.

Lokasi rumah milik Ngadiyo ini jauh dari tetangga. Di sisi kiri terdapat tumbuhan bambu dan sebelah kanan pohon jati tak berpenghuni.

Honor jaga alat

Puluhan warga menjadi pemain figuran saat pengambilan gambar pada November 2019.

"Saya hanya sehari saja, waktu itu disuruh mengumpulkan daun-daunan," kata Sukadi (67), salah satu warga Padukuhan Ngluweng, saat ditemui di rumahnya, Rabu (18/5/2022).

Dia memilih meneruskan pekerjaan sebagai petani dibandingkan ikut pembuatan film, apalagi memiliki beberapa hewan ternak yang membutuhkan pakan setiap hari.

"Kalau syuting film repot, selain itu harus mencari pakan ternak," kata dia.

Baca juga: Cerita Pemilik Rumah Lokasi Syuting KKN di Desa Penari, Berencana Jual Rumahnya karena Ketakutan

Baca juga: Kursi Bioskop di Solo Tak Pernah Kosong, XXI Sebut Film KKN Desa Penari Pecahkan Rekor Penonton

Warga lainnya, Sardiman (63), mengaku menjadi peran figuran di film KKN di Desa Penari selama tiga hari.

"Jadi mikul tomblok (tempat pakan), saya syuting tiga kali dan ternyata capek ikut syuting itu. Tidak banyak percakapan. Saya ikut syuting di tiga tempat. Setiap adegan ada 5-10 menit," kata Sardiman.

Selain ikut peran, dirinya menjadi penjaga malam lokasi pengambilan gambar.

"Saya jaga malam di setiap lokasi syuting jaga alat-alat dapat Rp 2 juta. Saya jaga bersama dua rekan saya, yaitu Antok dan Marsidi, semua masing-masing dapat Rp 2 juta," kata dia.

Ketua RT 2 RW 1 Pedukuhan Ngluweng, Kalurahan Ngleri, Kapanewon Playen, Chasanah membenarkan bahwa wilayahnya menjadi salah satu pengambilan gambar film.

Rumah milik Ngadiyo menjadi salah satu lokasi utama.(*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved