Berita Klaten Terbaru

Menilik ke Rumah Unik di Klaten : Sulap Ruangan Jadi Learning Corner, Bebas Didatangi Anak Tetangga

Pernakah Anda melihat sudut rumah yang cukup nyaman 'dihibahkan' untuk ruang publik, terutama bagi anak-anak?

Penulis: Ibnu Dwi Tamtomo | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Ibnu Tamtomo
Anak-anak tetangga tengah belajar di rumah Dian Fransisca di Jalan Candi Cewu gang VI, Srago, Desa Gumulan, Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten. 

"Saya tidak pernah menemui kesulitan saat mengajarkan anak membaca, baik itu bahasa Indonesia ataupun bahasa Inggris," jelasnya.

"Di usia 5 tahun ketiga anak saya sudah bisa membaca tanpa bantuan bimbingan belajar dan tanpa harus memaksa anak agar mau belajar membaca," tambahnya.

Selain itu pengetahuan umum ketiga anaknya sangat baik, bahkan ada peta dunia yang ditempelkan di dinding kamar lantaran gemarnya anak-anak Siska mempelajari negara dari penjuru dunia.

"Di kamar saya pasang peta dunia. Kebetulan Ayahnya yang saat ini berada di Jerman, jadi dari situ anak tahu Ayahnya berada dimana saat ini," ungkpanya.

Jadi Sarana Belajar

Dia ingin agar anak rumahnya menjadi sarana belajar untuk anak-anaknya.

"Sebisa mungkin setiap sudut rumah ini agar bisa dijadikan learning corner, seperti di pintu saya tulis kamar tidur, di kulkas juga," tegasnya.

Siska menjelaskan jika dahulu hanya menerapkan hal itu untuk anak-anaknya saja, namun lambat laun dirinya berpikir untuk melibatkan anak-anak sekitar tempat tinggalnya agar anak-anaknya lebih mudah bersosialisasi.

Dan kini, setiap hari selalu ada anak-anak disekitar rumahnya yang main kerumah untuk memanfaatkan ruang belajar dirumahnya.

Baca juga: Megahnya Gedung Baru Perpustakaan Umum Daerah Boyolali : Desainnya Kekinian, Berada di Jantung Kota

Baca juga: Ditinggal Ngirim Sarapan untuk Buruh Tani, Motor dan HP Milik Warga Sambi Hilang di Pinggir Sawah

"Dengan begitu, mereka bisa memanfaatkan fasilitas yang ada untuk bermain bersama serta mengembangkan kompetensi komunikasi mereka," tutur Siska.

Pandemi yang sempat datang membuatnya tak bisa membuka ruang belajarnya lantaran resiko yang dihadapi cukup tinggi.

Namun kini setelah 2 tahun berlalu, dirinya telah aktif kembali membuka rumahnya untuk ruang belajar bagi anak-anak.

Siska juga mengingatkan kepada orang tua yang kini sedang menghadapi anak yang ketergantungan dengan gawai untuk memberikan alternatif kegiatan yang lain kepada anak.

"Tidak ada kata terlambat untuk merubah (kebiasaan) anak, jangan melarang tanpa memberi alternatif kegiatan yang lain. Misalnya membaca buku, bermain bersama anak dan lain sebagainya," tegasnya.

"Kita harus memberikan contoh baik kepada anak," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved