Kuliner Solo

Kuliner Legendaris Klaten, Jenang Ayu Niten: Sudah Ada Sebelum Kemerdekaan

Menjaga cita rasa dan kualitas dari dari generasi ke generasi tidaklah mudah. Seperti kuliner tradisional yang berada di Kecamatan Wedi ini.

Penulis: Ibnu DT | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Ibnu Dwi Tamtomo
Valen menunjukkan produk makanan olahan legendaris Kabupaten Klaten Jenang Ayu Niten yang sudah ada sejak tahun 1928. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Kuliner jenang ayu di Dusun Niten, Desa Gadungan, Kecamatan Wedi, Klaten ini memang legenda. 

Kuliner ini sudah ada bahkan sebelum Kemerdekaan Indonesia. 

Produksinya sejak tahun 1928, kini tetap eksis di tangan generasi ke limanya yakni Valentinus Relung Adhiatma (34).

Baca juga: Daftar Kuliner Malam di Solo, Harga Mulai Rp 10 Ribuan: Cocok untuk yang Lapar Tengah Malam

Baca juga: Rekomendasi Kuliner di Wonogiri : Namanya Kumalagiri, Ada 15 Warung Jenis Makanannya Pun Beda-beda

Silsilah pendiri Jenang Ayu Niten dimulai dari Niti, Marto Tinoyo, Y.M. Wignyo Wikarno, Albertus Sukaryanto yang saat ini tongkat estafet tersebut diteruskan pria yang akrab disapa Valen.

Dirinya mengungkapkan jika warisan usaha keluarga itu dia lanjutkan sejak 10 tahun lalu setelah ayahnya meningal dunia.

“Karena menjadi warisan keluarga yang turun temurun, saya sebagai generasi penerus, akhirnya melanjutkan bisnis keluarga,” kata Valen ditemui di toko sekaligus tempat tinggalnya, Minggu (12/6/2022).

Baca juga: Mengenang Soekarno sebagai Pencetus Ide Pancasila, Intip Kuliner Khas Solo Favorit Presiden Pertama

Nama besar dan citarasa yang terjaga tak lepas dari proses produksi yang masih tradisional dilestarikan hingga kini. 

Makanan yang terbuat dari gula jawa, santan, serta beras ketan ini masih diolah menggunakan kayu bakar ditambah dengan loyang warisan dari generasi pertama.

"Dari dulu cara buatnya ya seperti itu, enggak ada yang berubah. Kalau usia loyangnya sudah sejak berdiri 1928 dan belum pernah ganti," ungkapnya.

Valen, memastikan tidak ada campuran bahan kimia dalam produksinya.

Baca juga: Mencicipi Bubur Gudeg Mbak Yus, Kuliner di Solo yang Jadi Favorit Jokowi: Berlauk Opor Ayam

"Semua kita pakai bahan alami tanpa bahan kimia," tegasnya.

Setiap harinya, tempat produksi rumahan itu mampu memproduksi 60 hingga 80 kilogram jenang ayu dibantu delapan karyawan yang mulai beroperasi setiap harinya dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.

Valen mengungkapkan, jika pelanggannya berasal dari berbagai daerah, lantaran dirinya tak hanya memasarkan produknya melalui offline namun kini juga sudah merambah ke pasar online. 

“Untuk pemasaran kami titipkan ke toko-toko atau pasar. Ada juga secara online, termasuk melalui e-commerce. Tetapi kami tidak buka cabang di tempat lain,” kata dia.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved