Berita Klaten Terbaru
Garis Takdir Nenek Penjual Kitiran di Klaten : Meninggal di Lokasi Jualan, Padahal Umroh Bulan Depan
Nenek Siti sudah berjualan selama tiga tahun di pinggir Jalan Pramuka Klaten dengan berjalan berkilo-kilo untuk menjaungkaunya.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
Mbah Siti tetap tekun menjajakan mainan kincir angin meski dalam penghasilannya setiap harinya tak menentu.
Bahkan sembari menunggu pembeli yang bersedia membeli dagangannya, nenek itu hanya ditemani sebotol air mineral.
Dalam aktivitas berjualan kitiran untuk anak-anak itu dimulai pukul 09.00 WIB hingga 15.30 WIB..
Mbah Siti biasanya membawa 100 buah mainan kincir angin namun saat itu, ia mengaku dirinya tidak membawa 100 buah.
"Harganya murah hanya Rp 5.000 per buah," aku dia.
• Kisah Dibalik Nenek 65 Tahun yang Nikahi Anak Angkatnya: Dapat Hadiah Paket Pernikahan Gratis
• Hendak Menyeberang, Nenek Disambar Motor hingga Terkapar di Jalan Sekitar Barat Flyover Manahan Solo
Setiap hari dengan membawa puluhan buah, mainan yang berasal dari titipan asal Wonogiri hanya laku beberapa saja apalagi pandemi.
"Rata-rata dagangan saya bisa terjual sebanyak 10 buah," tuturnya.
Mbah Siti merupakan seorang janda yang cerai dengan suaminya di tahun 1982.
Sebelumnya, hasil pernikahan dia dengan mantan suaminya mendapatkan dua anak.
Pasca Mbah Siti bercerai, kedua anaknya tinggal bersama dengan mantan suaminya yang berada di Ujung Pandang.
Sedangkan Mbah Siti tinggal di Klaten tanpa ditemani anak-anaknya.
Kini, Mbah Siti tinggal bersama keponakannya, Topo.
Jauh sebelum berjualan mainan kincir angin, Mbah Siti sebenarnya pernah berjualan kain.
Lantaran biaya produksi yang mahal dan minimnya modal, usaha yang digeluti Siti Rohimah gulung tikar dan beralih profesi sebagai pedagang mainan kincir angin.
Saat ini, Mbah Siti lebih memilih berjualan mainan kincir angin.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/solo/foto/bank/originals/Sosok-nenek-Siti-Rohimah-yang-bejualan-kitiran-bunga-di-Jalan-Pramuka-di-sebe.jpg)