Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Virus Corona

Epidemiolog Ungkap Penyebab Naiknya Kasus Covid-19 di Indonesia, Ada 2 Faktor yang Mempengaruhi

Pemerintah melaporkan penambahan 1.445 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Penambahan kasus baru itu tersebar di 23 provinsi.

Tribunnews.com
Ilustrasi virus corona 

TRIBUNSOLO.COM - Jumlah kasus harian Covid-19 di Indonesia hingga kini masih terbilang tinggi.

Pemerintah melaporkan penambahan 1.445 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Penambahan kasus baru itu tersebar di 23 provinsi. 

Baca juga: Corona Belum Usai, Kini Wabah Monkeypox atau Cacar Monyet Terdeteksi di Amerika Utara dan Eropa

Menurut data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, hingga Senin (27/6/2022), total kasus konfirmasi Covid-19 di Tanah Air berjumlah 6.081.896 orang. 

Berdasarkan data yang sama, penambahan tertinggi ada di DKI Jakarta dengan 838 kasus, Jawa Barat 241 kasus, dan Banten 147 kasus.

Kemudian, pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh bertambah 1.637 kasus, sehingga jumlahnya menjadi 5.910.855 kasus. 

Pada Senin kemarin terdapat penambahan 9 kasus kematian akibat Covid-19. Dengan demikian, pasien Covid-19 meninggal dunia jadi 156.726 orang. 

Sementara itu, angka positivity rate kasus positif Covid-19 harian yaitu 2,68 persen secara total. 

Tetapi, jika hanya berdasarkan dengan tes swab PCR dan TCM, maka positivity rate yaitu sebesar 11,42 persen.

Kemungkinan penyebab kenaikannya

Dilansir dari Kompas.com, Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Riris Andono Ahmad menanggapi kenaikan kasus Covid-19 tersebut.

Baca juga: Corona Belum Usai, Kini Wabah Monkeypox atau Cacar Monyet Terdeteksi di Amerika Utara dan Eropa

Ia mengatakan, peningkatan kasus harian ini kemungkinan disebabkan penyebaran kasus Covid-19 setelah liburan mudik lebaran.

Sebab, lonjakan kasus mulai meningkat sepekan setelah libur lebaran.

Di samping itu, peningkatan kasus juga disebabkan adanya penyebaran varian baru Omicron BA.4 dan BA.5.

“Bisa (kemungkinan) dua-duanya,” kata Riris dilansir dari laman UGM.

Meski jumlah kasus Covid-19 mengalami lonjakan namun tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit tidak meningkat, sebaliknya mengalami penurunan.

Riris mengakui bahwa kekebalan tubuh penduduk sudah kian meningkat setelah mendapat suntikan vaksin primer dan booster apalagi sebelumnya sudah pernah terinfeksi.

Namun begitu, dia mengingatkan bahwa tingkat kekebalan tersebut akan menurun seiring berjalannya waktu sehingga protokol kesehatan tetap diterapkan.

“Pada saat ini iya (kekebalan tubuh). Tapi kekebalan akan menurun dengan berjalannya waktu,” ungkapnya.

Anjuran pemerintah agar tetap memakai masker jika berada di dalam ruangan tertutup dan boleh membuka masker saat berada di luar ruangan, menurut Riris, tetap saja menimbulkan risiko terjadinya penularan.

“Kalau mode penularan masih tetap sama, intervensinya juga sama,” katanya.

Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan penularan varian baru omicron BA.4 dan BA.5, Riris Andono menganjurkan agar warga masyarakat tetap waspada dengan tetap mematuhi protokol kesehatan covid-19.

“Tetap patuh prokes, jika punya gejala flu atau kontak dengan kasus positif, segera karantina dan melakukan tes PCR,” pungkasnya.

(Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved