Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten Terbaru

Pedagang CFD Klaten Full Senyum, Omzet Naik Sampai Tiga Kali Lipat

Dubukanya CFD Klaten membawa kebahagiaan bagi para pedagang, sebab omzet mereka naik dari hari biasanya. Mereka berharap CFD bisa terus digelar.

Penulis: Ibnu DT | Editor: Ryantono Puji Santoso

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Pelaksanaan car free day (CFD) di Kabupaten Klaten disambut dengan antusias oleh masyarakat, Minggu (3/7/2022).

Apalagi bagi para pedagang yang sudah lama tak mendulang untung saat CFD. 

Pantauan TribunSolo.com, hampir tidak ada pedagang yang luput dari sasaran pembeli, baik itu pedagang kuliner ataupun non-kuliner.

Baca juga: Begini Rasa Baru CFD Klaten Setelah Dua Tahun Vakum, Mulai Lokasi hingga Hiburan 

Seperti yang dirasakan oleh Linda (22) yang mengaku bahagia dengan pelaksanaan CFD hari ini. 

Linda warga Kecamatan Kalikotes, menjadi salah satu pedagang kuliner yang hari ini ikut berjualan dengan menu jajanan cumi bakar.

Linda mengatakan, jika dirinya merupakan pedagang lama yang sebelumnya berjualan saat CFD masih digelar di Jalan Pemuda. 

"Mungkin karena ini hari pertama jadi ramai banget, omset saya naik dari hari biasanya," ungkapnya saat membandingkan dengan lokasi lama. 

Dengan harga Rp 30 ribu per porsi, maksimal dalam satu hari dirinya hanya sanggup menjual sekitar 10 porsi saja. 

Namun hari ini dirinya mengaku mampu menjual beberapa kali lipat dari hari biasa. 

"Kalau biasanya cuma jualan 8-10 porsi, hari ini lebih sekitar 40 porsi sudah saya jual," ungkapnya. 

Dirinya berharap agar CFD akan terus berlanjut, meski dirinya tahu minggu depan CFD akan libur satu hari karena bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha. 

Hal senada disampaikan, Yulia (38) pedagang baju wanita. Dia merupakan warga asli Klaten namun bersama suaminya sehari-hari tinggal di Pekalongan. 

Dirinya mengaku jika sehari-hari berjualan di Pekalongan, namun setiap akhir pekan selalu pulang ke Klaten karena setiap sepekan sekali dirinya mengantarkan pesanan ke Pasar Beringharjo, Yogyakarta. 

"Ini baru pertama buka, alhamdulilah langsung laris, banyak pengunjungnya, seneng pokoknya," ungkap Yuli kepada TribunSolo.com dengan wajah bahagia lantaran dagangannya laris diburu pembeli. 

Kebahagiaan itu ditambah dengan lokasi lapak yang dia gunakan tidak perlu membayar uang sewa alias gratis. 

"Kalau di tempat lain itu bayar, tapi disini gratis," jelasnya. 

"Kalau dibandingkan hari biasa, omset saya hari ini naik sampai 100 persen," ujarnya. 

Dia menjual baju dengan rentan harga Rp 35 ribu hingga Rp 50 ribu saja, harga yang terjangkau itu dapat dia berikan lantaran dagangannya merupakan hasil produksinya sendiri bersama suami di Pekalongan.

Sejak membuka lapak, dirinya mengaku berhasil menjual puluhan baju dagangannya yang terdiri dari daster, kemeja hingga setelan baju kantor. 

"Dari pagi sudah jual sekitar seratusan baju, ada yang atasan saja tapi ada yang setelan juga, bahanya dari rayon dan katun," katanya. 

"Ini barang produksi sendiri, kalau enggak produksi sendiri enggak bisa dapat harga segitu," tambahnya. 

Meski tanpa adanya pungutan sewa lahan, namun pelaksanaannya tergolong singkat. 

Dirinya berharap agar pemerintah dapat memperpanjang alokasi waktu agar pedagang bisa berjualan lebih lama. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved