Berita Solo Terbaru

Sendang Pengantin Solo Riwayatmu Kini : Dulu Mau Nikah Ritual karena Takut Kualat, Kini Ditinggalkan

Solo mempunyai air mata bernama Sendang Pengantin yang sejak dulu dikenal sebagai lokasi mistis penduh dengan cerita di luar nalar.

Penulis: Tara Wahyu Nor Vitriani | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Tara Wahyu NV
Potret Sendang Pengantin di Kandang Sapi, Kelurahan/Kecamatan Jebres, Kota Solo. Ada sejak ratusan tahun, kondisi masih terawat. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tara Wahyu NV 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Siapa yang tidak kenal dengan Sendang Pengantin di Kandang Sapi, Kelurahan/Kecamatan Jebres, Kota Solo.

Bagi yang belum tahu, jika dilihat dari namanya pasti sudah terbersit kenapa pengantin.

Ada sejak tahun 1745, sendang keramat yang letaknya berada di bawah pohon besar memiliki cerita penuh berliku.

Kini menurut warga di kawasan itu, orang sekitar khususnya tak lagi ritual dengan mandi dan keliling sendang bagi mempelai yang akan menikah.

Padahal jauh sebelumnya, banyak yang masih mempercayainya karena jika tidak, pernikahan tak akan langgeng atau kualat.

"Sudah tak ada," kata warga yang enggak disebutkan namanya.

Meskipun begitu, kini sendang yang berasal dari mata air tetap terawat dan terjaga hingga airnya tak pernah surut.

Hanya saja biasanya sendang kerap digunakan untuk mandi atau mencuci.

Menurut Pemerhati Sejarah Solo KMRT L Nuky Mahendranaya, ada kisah kenapa tempat itu bernama Sendang Pengantin.

Saat itu kedua kekasaih bernama Jumirah dan Sankalan.

Jumirah yang masih keluarga Keraton, tidak direstui menikah dengan Sankalan.

"Sepasang orang yang saling mencinta, Jumirah yang dari Keluarga Keraton dan Sankalan yang menikah dihalangi oleh keluarga dari Jumirah," kata Nuky kepada TribunSolo.com, Senin (4/7/2022). 

Kisah kasihnya tak direstui, sepasang kekasih ini memutuskan untuk lari atau kabur ke daerah sendang tersebut.

Itulah awal mula dua sendang di sana disebut dengan Sendang Pengantin

Konon katanya, cerita yang beredar di masyarakat menyebutkan pasangan itu hilang di area sendang tersebut. 

Baca juga: Penampakan Maskot Asean Para Games 2022 di CFD Solo, Rajamala Si Penolak Bala

Baca juga: Banyak Event Internasional, Gibran Ingin Penerbangan Singapura, Kuala Lumpur, Solo Bisa Langsung

"Cerita muncul sekitar 1745, ketika Keraton Kartasura berpindah ke Surakarta," ungkapnya. 

Kentalnya kisah mengenai pasangan tersebut sempat membuat Sendang Pengantin pernah dijadikan sumber air untuk acara siraman sebelum menikah. 

Bahkan tak jarang pengantin juga diarak keliling ke sendang tersebut karena dianggap mendatangkan kelanggengan rumah tangga.

"Sekarang sudah tidak ada, karena melihat keadaan sendang juga sudah mulai kotor, banyak yang ambil air tersebut untuk sumur," kata Nuky. 

Dikatakan Nuky, dulunya daerah Sendang Pengantin hanyalah sabana.

Tapi kemudian berubah menjadi lokasi pameran sapi sehingga berubah fungsi menjadi kandang sapi. 

Ditunggu Makhluk Besar

Sendang Pengantin sendiri banyak menyimpan cerita bagi warga yang berada di dekat sendang. 

Menurut warga setempat, Ismulyo (72) mengatakan Sendang Pengantin dikenal warga dengan nama Mbelik atau lokasi untuk mandi.

"Dulu sering dibuat mandi warga, karena disini banyak sendangnya, belum ada sumur," kata Ismulyo. 

Dua Sendang yang berada tepat di bawah pohon Kepuh itu juga dipercaya warga sekitar tak pernah mencelakai.

Sebab setiap kali buah atau ranting pohon tersebut jatuh, tidak pernah mengenai orang di bawahnya. 

"Kan buahnya besar-besar itu, tapi kalau setiap jatuh itu enggak pernah mengenai orang yang di bawahnya," ungkapnya. 

Ismulyo yang sejak lahir sudah tinggal di kawasan tersebut juga pernah mendapatkan cerita mistis.

Dia pernah melihat sosok tinggi besar sedang mencuci di sendang. 

"Melihat orang tinggi besar sedang mencuci usus, itu saya lihat jam 02.00 dini hari," katanya.

"Pas baru lewat dekat, saya tanya tapi enggak menjawab, setelah menoleh saya jadi takut dan pergi," ceritanya. 

Ismulyo mengaku membersihkan Sendang Pengantin setiap pagi.

Kini sendang tersebut sudah mulai terawat dan sudah diberikan penanda. 

"Ya masih ada yang ambil (air dari sendang), tapi paling banyak dari luar kota bukan dari kota Solo," terangnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved