Berita Sragen Terbaru
Hari Pertama Masuk Sekolah di Sragen, SD dan SMP Langsung Terapkan PTM 100 Persen, Ini Aturannya
SD dan SMP di Sragen langsung menerapkan pembelajaran tatap muka 100 persen di hari pertama masuk sekolah, Senin (11/7). Beberapa aturan diterapkan
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Kegiatan upacara, ekstrakurikuler dan olahraga dapat dilaksanakan di ruang terbuka dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Selain itu, di sekolah juga dapat dilakukan pembiasaan, seperti memakai masker sesuai dengan ketentuan.
Yakni menutup hidung, mulut, dan dagu serta antre dengan memperhatikan jarak saat masuk dan pulang sekolah.
Mengukur dan mencatat suhu badan semua siswa setiap siswa pada waktu masuk dan pulang sekolah.
Menyediakan tempat cuci tangan di gerbang masuk dan di setiap kelas, juga menyiapkan hand sanitizer di setiap kelas.
Jarak tempat duduk antar siswa juga diatur dengan jarak yang ideal, dan pada waktu jam istirahat aktivitas siswa tetap diawasi oleh guru untuk meminimalisasi kerumuman.
Baca juga: Siswi SMK yang Lahirkan Bayi di Sragen Resmi Dinikahi Pak Bayan, Selisih Umur 34 Tahun
Baca juga: Kecelakaan Truk Tronton vs Innova di Jalan Tol Solo-Ngawi di Sragen: 1 Meninggal Dunia, 3 Luka-luka
Kantin sekolah boleh dibuka dengan beberapa ketentuan antara lain jumlah pengunjung paling banyak 75 persen dari kapasitas ruangan.
Saat pulang diatur setiap kelas secara bergantian, sehingga tidak terjadi penumpukan siswa serta mengatur keberadaan penjemput agar tidak menimbulkan kerumunan.
"Pelaksaan PTM 100 persen tetap dilakukan dengan mematuhi prokes yang ketat," kata Sukisno.
Terpisah, Kepala Bidang Pembinaan SD Disdikbud Kabupaten Sragen, Farid Wadji mengatakan pelaksanaan hari pertama jenjang SD juga lancar.
"Ini kita juga lagi muter-muter ke daerah, kalau untuk PTM Alhamdulillah lancar, kan ini bagi kelas 1 masih MPLS," ujarnya kepada TribunSolo.com.
Pelaksanaan PTM di jenjang SD juga digelar secara penuh 100 persen dengan melaksanakan prosedur covid-19 dengan ketat.
Ia meminta agar setiap sekolah bersemangat untuk menunjukkan keunggulan masing-masing agar mampu menarik keinginan orangtua di PPDB mendatang.
"Data detailnya belum terkumpul semua, rata-rata memang karena keadaan, misal di Sambungmacan ini lulusnya 29 dapatnya hanya 17 siswa," terangnya.
"Makanya kita motivasi sekolah untuk semangat dan tunjukkan keunggulan masing-masing sekolah agar orang tua semangat menyekolahkan disitu," imbaunya.
(*)