Berita Klaten Terbaru
Sosok Mendiang Tri Sumarno, Pemilik Warung Sate Kambing Legendaris Tali Roso Klaten: Suka Menolong
Kepergian Tri Sumarno membawa duka yang mendalam untuk keluarga. Pemilik warung sate legendaris di Klaten itu dikenal sosok yang ramah.
Penulis: Ibnu DT | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Tri Sumarno, pemilik Warung Makan Sate Kambing Tali Roso Klaten tutup usia di umur 55 tahun, Senin (11/7/2022), sekitar pukul 18.00 WIB.
Almarhum saat ini disemayamkan di rumah masa kecilnya dulu, tepatnya di Dukuh Honggojayan, RT 07 RW 03, Desa Titang, Kecamatan Jogonalan, Klaten.
Saat bertandang ke rumah duka, TribunSolo.com ditemui langsung oleh Wahyu Hadi Setyawan (29) yakni anak pertama Almarhum.
Baca juga: Kabar Duka: Tri Sumarno Pemilik Warung Sate Kambing Legendaris Tali Roso Klaten Tutup Usia
"Saat itu saya posisi baru di rumah satunya, saya ditelpon adik. Adik ngasih tahu kalau bapak jatuh, dengar kabar itu langsung saya cepet-cepet kesana," ungkapnya dengan nada lembut.
"Waktu saya sampai, mobil udah keadaan nyala. Karena waktu itu bapak rencananya mau setor kulit kambing. Tapi saya enggak pedulikan itu, langsung bapak saya bawa masuk dan dibawa ke rumah sakit," tambahnya.
Saat itu Wahyu tidak mengetahui pasti keadaan ayahnya, yang dia pikirkan hanya memacu kendaraannya agar segera tiba di rumah sakit.
"Alhamdulilah jalan kemarin lancar, Saya cuma butuh waktu 7 menit untuk sampai lokasi. Tapi saya enggak tahu keadaan pasti bapak masih ada atau enggak," ungkapnya.
Wahyu mengatakan, sesaat tiba di RSJD Dr RM Soedjarwadi, Klaten, ayahnya dinyatakan meninggal dunia.
Hingga kini Wahyu dan keluarga mengaku masih terpukul dengan kepergian ayahanda.
Lantaran sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, tak ada riwayat penyakit serius yang di idap oleh ayahnya.
"Bapak enggak ada sakit, beliau sehat terus," jelasnya.
Dirinya mengungkapkan jika ayahnya adalah suri tauladan di rumah.
Sosok pemimpin yang tegas namun suka bercanda, selain itu Almarhum dikenal sebagai sosok yang santun dan suka menolong baik dengan keluarga ataupun tetangga.
"Bapak itu hobinya ngobrol, ketemu sama temen-temen. Rumah itu malah dijadikan basecamp untuk ngumpul. Bapak sering tidur malam hanya karena ngobrol. Tapi Bapak suka dengan kegiatan itu," ungkapnya.
"Bahkan kalau sendiri di rumah kadang suka keluar cuma untuk nyari temen ngobrol," tambahnya.
Menurutnya almarhum adalah panutan bagi dirinya dan keluarga, sosoknya membanggakan dan tak tergantikan.
Tak banyak kata yang diucapkan oleh Wahyu, namun ada diantara yang sangat membekas.
"Enggak harus jadi seperti bapak, tapi jadi diri kamu sendiri. Saya bangga dengan bapak," ucapnya sambil menyeka air matanya.
Dirinya juga mengatakan sangat berterima kasih kepada warganet atas doa dan dukungan yang diberikan untuk keluarganya.
"Terimakasih untuk warganet yang sudah mendoakan, saya sangat berterima kasih," pungkasnya.
Rencananya almarhum akan dimakamnya di Makam Dukuh Saman, Desa Titang, Kecamatan Jogonalan, Klaten pada pukul 13.00 WIB. (*)