Berita Karanganyar Terbaru
Harga Migor & Bahan Baku Naik, Nasib Produsen Kerupuk Kulit Sapi di Karanganyar Terombang-ambing
Produsen kerupuk kulit sapi di Karanganyar mengeluhkan melambungnya harga minyak goreng dan harga kulit sapi di pasaran.Usaha mereka terancam berhenti
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Produsen kerupuk kulit sapi di Kabupaten Karanganyar harus gigit jari.
Mereka menghadapi kesulitan memproduksi usahanya akibat kelangkaan bahan baku kulit sapi di pasaran karena pandemi Covid-19 dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Kesulitan tersebut bertambah dengan naiknya harga minyak goreng di pasaran.
Marjoko, pemilik rumah produksi kerupuk kulit ‘Manunggal’, yang berada Desa Sringin, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar, menjadi salah satu yang terdampak.
Baca juga: DPRD Karanganyar Bahas Raperda Fasilitasi Pondok Pesantren, Bantah Gegara Pencabulan Santri Jombang

Marjoko mengatakan selama pandemi melanda, pasokan bahan baku membuat kerupuk kulit sapi menurun hingga 50 persen.
"Apalagi dengan wabah PMK. Bahan baku jadi langka, sekarang juga ditambah minyak goreng mahal, paling hanya dapat kiriman 25 kilogram lapuan (bahan baku kulit sapi yang sudah diproses, -red)," ujar Marjoko kepada TribunSolo.com, Selasa (12/7/2022).
Marjoko mengatakan sebanyak 22 pemilik usaha produksi kerupuk kulit sapi di Desa Sringin mengalami kendala kelangkaan bahan baku.
Bahan baku utama berupa kulit sapi didatangkan dari pengepul asal Kecamatan Mojosongo, Kota Solo.
"Dari pengepul, sekilo kulit sapi dari semula Rp 11 ribu naik menjadi Rp 33 ribu," kata Marjoko.
Baca juga: Terekam CCTV, Ulah Dua Pemuda Gagal Maling Kotak Infak di Masjid Al Fattah Karanganyar
Baca juga: Kecelakaan Dua Mobil Mewah di Flyover Palur Karanganyar, Mobil Mazda Putih Terbalik di Tengah Jalan
Dia menuturkan kelangkaan bahan baku membuat para produsen harus memutar otak supaya tetap berniaga dan menghidupi para pekerja.
Namun pada akhirnya, mereka pun terpaksa mengurangi ukuran kerupuk kulit sapi untuk dapat mencukupi kebutuhan.
"Kemasan eceran Rp 500 per bungkus, dulu isinya 4-5 potong, itupun ukuran standar," katanya.
"Sekarang jadi tiga potong dengan ukuran lebih kecil, enggak bisa menaikkan harga, pembeli bisa protes," ujar Marjoko.
Dia mengaku kerupuk kulit sapinya dipasarkan di Klaten dan Yogyakarta.