Berita Seleb
Fakta Menarik tentang Serial Netflix Gadis Kretek yang Dibintangi Dian Sastro Juga Arya Saloka
Serial ini dinantik-nantikan penggemar, buktinya Gadis Kretek sempat menjadi trending topik di Twitter pada Rabu (13/6/2022).
Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
TRIBUNSOLO.COM - Tak lagi bergabung dengan sinetron Ikatan Cinta, Arya Saloka segera comeback dengan serial terbaru berjudul Gadis Kretek.
Nantinya serial ini akan bisa disaksikan di Netflix.
Serial ini dinantik-nantikan penggemar, buktinya Gadis Kretek sempat menjadi trending topik di Twitter pada Rabu (13/6/2022).
Baca juga: Via Valleng Mengaku Grogi Jelang Menikah, Berharap Rumah Tangga Bahagia dan Punya Anak Soleh Solehah
Serial Gadis Kretek ini dibintangi sejumlah bintang ternama seperti Dian Sastro, Putri Marino, Bayu Ario dan tentu saja Arya Saloka.
Melalui Instagram, para pemain telah mempromosikan serial ini.
"Nantikan kami di serial terbaru Netflix, _Gadis Kretek_.
Diangkat dari novel karya Ratih Kumala,
Gadis Kretek bercerita tentang kisah cinta yang elok berlatar kejayaan industri kretek Indonesia
dan dua masa yang saling terhubung.
Tunggu kami segera, hanya di Netflix!
#GadisKretek @netflixid," tulis Arya Saloka di postingan Instagram.
Baca juga: Ramalan Zodiak Kamis 14 Juli 2022: Scorpio Menemukan Zona Nyaman, Capricorn saatnya Merenung
Berikut lima fakta tentang novel Gadis Kretek yang segera diadaptasi menjadi serial Netflix:
1. Bukan dalam Bentuk Film
Gadis Kretek digadang-gadang akan diadaptasi menjadi serial Netflix.
Adapun sutradara yang disebut akan mengarahkan serial Gadis Kretek adalah Kamila Andini.
Kamila Andini merupakan sutradara yang tahun lalu sukses dengan tema perempuan yakni Yuni dan Nana.
Baca juga: 14 Tahun Menjanda, Yuni Shara Berharap Punya Pasangan Lagi, Namun Belum Ada yang Cocok
2. Susunan Pemain
Selain Dian Sastro dan Putri Marino sejumlah nama pun dikabarkan akan turut meramaikan serial Gadis Kretek.
Beberapa di antaranya adalah Ibnu Jamil, Arya Saloka, Ine Febriyanti, Tissa Biani, Sheila Dara, Winky Wiryawan, dan Ario Bayu.
3. Diangkat dari Novel
Gadis Kretek diadaptasi dari novel berjudul sama karangan Ratih Kumala.
Novel Gadis Kretek bersetting pada periode penjajahan Belanda hingga kemerdekaan.
Gadis Kretek menguak kisah cinta lama dan bisnis kretek pada masa lalu.
Baca juga: Krisdayanti Akhirnya Bertemu Besan dan Keluarga Besar Gen Halilintar: Doa Saya Akhirnya Terkabul
4. Sinopsis Gadis Kretek
Novel tersebut bercerita tentang seseorang bernama Pak Soeraja yang sedang sekarat.
Di tengah waktu menanti ajal, Soreaja memanggil satu nama perempuan, Jeng Yah.
Namun Jeng Yah bukanlah nama istri atau orang yang dikenal oleh keluarga Pak Soeraja.
Hal itu membuat pewaris Kretek Djagad Raja gundah.
Istri Pak Soeraja pun terbakar api cemburu, pasalnya permintaan terakhir sang suami adalah untuk bertemu Jeng Yah.
Baca juga: Hebohnya Gen Halilintar Akhirnya Bertemu Ameena, Ibunda Atta Takjub Lihat Stok ASI Aurel Hermansyah
Tetapi ketiga anaknya, Lebas, Karim, dan Tegar tetap mencari keberadaan Jeng Yah.
Pencarian Jeng Yah dilakukan hingga ke pelosok Jawa untuk mempertemukan keduanya.
Dalam perjalanan mencari Jeng Yah, ketiga anak Pak Soeraja dibukakan oleh informasi dan rahasia keluarga.
Lebas, Karim, dan Tegar bertemu buruh bathil (pelinting) tua dan menguak asal-usul Kretek Djagad Raja.
Baca juga: Shireen Sungkar Bagikan Pengalamannya Beribadah Haji, Sebut Dapat Banyak Pelajaran Hidup
Serta bagaimana perjalanan kretek tersebut hingga menjadi nomor 1 di Indonesia.
Tidak hanya itu, ketiganya juga akhirnya megnetahui kisah cinta sang ayah dengan Jeng Yah.
Terungkap bahwa Jeng Yah adalah pemilik Kretek Gadis.
Kretek lokal Kota M yang terkenal pada zamannya.
Beberapa kota juga menjadi latar cerita novel ini.
Di antaranya Kota M, Kudus, dan Jakarta.
5. Penghargaan Novel Gadis Kretek
Gadis Kretek merupakan karya Ratih yang masuk dalam sepuluh besar penerima penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa tahun 2012.
Kusala Sastra Khatulistiwa (KSK) adalah sebuah ajang penghargaan bagi dunia kesusastraan Indonesia
Pemenang KSK didasarkan pada buku-buku puisi dan prosa terbit dalam kurun waktu 12 bulan terakhir.
Karya tersebut kemudian diseleksi secara ketat oleh para dewan juri. (*)
(TribunSolo.com/TribunJateng)