Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Karanganyar Terbaru

Sampah di TPS Pasar Karanganyar Makin Menumpuk: Bakal Dipagari Supaya Warga Tak Ikutan Buang Sampah

Sampah yang kian menumpuk di TPS-TPS pasar di Karanganyar membuat Disdagnakerkop UKM bertindak. Akses menuju TPS akan ditutup dan pemagaran dilakukan

Tribunsolo.com/Mardon Widiyanto
Kepala Disdagnakerkop UKM Karanganyar Martadi, saat ditemui TribunSolo.com, Kamis (14/7/2022). Sampah yang kian menumpuk di TPS-TPS pasar di Karanganyar membuat Disdagnakerkop UKM bertindak. Rencana akses menuju TPS akan ditutup, serta pemagaran akan dilakukan. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Saat masalah tempat pembuangan akhir (TPA) di Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar belum berakhir, kini sudah muncul masalah baru .

Tempat pembuangan sampah (TPS) di masing-masing pasar di Kabupaten Karanganyar semakin menumpuk.

Kepala Disdagnakerkop UKM Karanganyar Martadi mengatakan saat ini pihaknya hanya memiliki 5 armada truk sampah.

Baca juga: Mesin Pengolahan Sampah di TPA Sukosari Mangkrak, DPRD Ingatkan Pemkab Lebih Serius: Sampah Menumpuk

Baca juga: Rencana Pemkab Karanganyar Tutup TPA Sukosari Jumantono Tak Kunjung Terealisasi, Ada Apa?

"Total ada 5 amarda yang kita miliki dan hanya memiliki 4 armada yang mengangkut sampah ke TPA Sukosari," ujar Martadi, kepada TribunSolo.com, Kamis (14/7/2022).

Martadi mengatakan pihaknya telah mengantisipasi adanya masyarakat yang membuang sampah ke pasar.

Yakni dengan menutup akses menuju ke pembuangan sampah yang ada di pasar. 

Menurut Martadi, pembuangan sampah sementara yang ada di empat pasar ditutup itu berada di Pasar Tegalgede, Pasar Jungke, Pasar Jumapolo dan Pasar Palur.

"TPS di pasar ditutup hanya untuk orang di luar pasar. Pasalnya banyak orang yang di luar pasar yang membuang sampah di lokasi tersebut, hingga menumpuk," ujarnya.

Baca juga: Jawaban Juliyatmono Soal TPA Sukosari Mangkrak: Modulnya Bahasa Tiongkok, Belum Ada Tenaga Teknis

Ia menjelaskan sampah yang berasal dari masyarakat dan terpantau dibuang ke tempat pembuangan sementara yang ada di pasar, sangat luar biasa jumlahnya.

Dia menyebut kenaikan volume sampah di TPS pasar ini mencapai 50 persen.

"Rencananya TPS Pasar ini kita pagar, agar masyarakat tidak membuang sampah ke pasar," pungkasnya.

DPRD Minta Pemkab Karanganyar Seriusi Masalah Sampah

Masalah sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar semakin besar.

Sampah di TPA tersebut semakin lama semakin menumpuk hingga membentuk sebuah bukit.

Hal tersebut menjadi perhatian bagi pimpinan DPRD Karanganyar.

Baca juga: Misi Khusus Fatayat NU Karanganyar di Kongres Palembang, Serukan Pembentukan Banser Perempuan  

Baca juga: Gurihnya Kerupuk Kulit Sapi Manunggal di Jumantono Karanganyar, Begini Proses Pembuatannya

Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com, Ketua DPRD Karanganyar Bagus Selo meninjau TPA Sukosari, Jum'at (8/7/2022).

Saat itu, Ia datang bersama Anggota Komisi C Joko Pramono dan Sekretaris Komisi B.

Mereka datang ke TPA  untuk meninjau keberadaan lokasi tersebut.

Mereka menyaksikan aktivitas bongkar truk-truk ke perbukitan sampah. 

Di sana terdapat gudang yang didalamnya terdapat mesin pengolah dan tabung destilasi. 

Mesin-mesin itu baru, tapi tak beroperasi dan di sana juga tanpa petugas operator. 

Ketua DPRD Karanganyar Bagus Selo mendesak Pemerintah kabupaten (Pemkab) segera memindahkan lokasi TPA tersebut.

Dia menuturkan, sampah di TPA Sukosari tersebut sudah melebihi kapasitas dan tidak memungkinkan untuk dilanjutkan sebagai lokasi pembuangan sampah.

Baca juga: DPRD Karanganyar Fokus Godok Perda Penanganan Pengemis & Anak Terlantar, Ini Alasannya

Baca juga: Jadwal Pilkades Serentak di Karanganyar : Diikuti 11 Desa, Digelar November 2022 Mendatang

"Saya sudah melihat, sampah sudah semakin menumpuk, sudah tidak memungkinkan lagi sebagai lokasi TPA sampah," kata  Bagus kepada TribunSolo.com, Minggu (10/7/2022).

Bagus mengatakan, tumpukan sampah yang telah menggunung ini juga sangat rawan terjadinya longsor yang berakibat tersumbatnya aliran sungai yang berada di bawah.

Selain itu, kata dia masyarakat sekitar juga sudah resah dengan bau menyengat sampah.

"Pemkab harus mencari alternatif lain sebagai lokasi baru pembuangan sampah, solusinya harus ke depan, mau dipindah, diperluas atau pakai teknologi tepat guna?" ucap Bagus.

"Kebijakan ini spesifik, masalahnya sudah lama, tapi tidak juga ada solusi," tegas Bagus.

Sementara itu, Anggota Komisi C DPRD Karanganyar Joko Pramono mengatakan di TPA Sukosari telah mempunyai beberapa mesin.

Meskipun begitu, mesin dari hibah 3 bulan lalu, sampai saat ini belum beroperasi.

"Kata pak kades, mesin-mesin ini hibah, datangnya tiga bulan lalu, tapi belum beroperasi, sangat disayangkan kenapa tak segera dipakai, padahal kondisi TPA kritis tak lagi tersisa lahan, sampah hanya ditumpuk sampai menggunung," kata Joko. 

Besar harapan pengolahan sampah bakal lebih baik dengan bantuan mesin tersebut.

Joko meminta Pemkab Karanganyar menyeriusi masalah itu.

"Jika masalahnya tak punya SDM, kan bisa belajar. Apa terus dimangkrakkan seperti ini? Sampah itu ibarat bom waktu. Kalau tak segera ditangani, masalahnya terus akan bertambah banyak dan kompleks,” katanya.

Sebagai informasi, TPA Sukosari memiliki lahan 4,3 hektare yang kini tak lagi bersisa. 

Sekitar 35 truk membuang sampahnya ke fasilitas ini tiap hari. 

Jika ditotal, sampah masuk tiap hari sebanyak 50 ton.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karanganyar Bambang Djatmiko menjelaskan, penutupan TPA tersebut masih dalam tahap kajian.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved