KKB Papua
Kisah Pilu Yohanes Merantau Demi Nafkahi Keluarga, Malah Tewas Ditembak KKB, Sempat Kirim Rp 2 Juta
Sebelum meninggal dunia ditembak KKB, Yohanes Rangkas masih sempat mengirimkan uang senilai Rp 2 juta untuk sanak keluarganya di Kampung Bangka Ajang.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, FLORES - Yohanes Rangkas (26), warga asal Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu dari 10 korban penembakan yang tewas akibat diserang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua.
Sebelum meninggal dunia, Yohanes Rangkas masih sempat mengirimkan uang senilai Rp 2 juta untuk sanak keluarganya di Kampung Bangka Ajang, Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Yohanes berkirim uang, tepat 4 hari sebelum tewas ditembak.
Dalam pesan terakhirnya, ia meminta sanak keluarganya di Kampung Bangka Ajang, agar uang Rp 2 juta yang dikirimnya itu digunakan untuk membeli beras.
Baca juga: Terjadi Serangan KKB Papua di Distrik Nduga Sabtu 16 Juli 2022, 9 Orang Tewas
Kemudian pada Jumat malam 15 Juli 2022, Yohanes kembali menghubungi keluarganya.
Yohanes meminta agar sanak keluarganya di Bangka Ajang selalu sayang dan jangan pernah memarahi keponakannya.
Ternyata itu adalah pesan terakhir dari Yohanes.
Begitu juga dengan uang Rp 2 juta, menjadi kado terakhir dari Yohanes untuk sanak keluarganya.
Baca juga: Anggota KKB Nyamar Jadi Warga Sipil agar Bisa Bunuh TNI, Rencana Gagal Gara-gara Suara Kokang
Pasalnya, Sabtu (16/7/2022) Yohanes tewas di tangan KKB di Kampung Nanggolait.
"Kemarin malam dia (Yohanes) bilang jangan marah ponakan di kampung," ujar Yosep Kawe, kakak kandung korban, mengulangi kalimat Yohanes, saat dihubungi TRIBUNFLORES.COM, Sabtu (16/7/2022).
"Telepon omong singkat saja. Dia sering kirim uang. Empat hari lalu setelah kirim uang, dia pesan kami kalau uang ini buat beli beras," imbuh Yosep.
Yosep berkisah, Yohanes memutuskan untuk merantau karena tuntutan ekonomi keluarga.
Dirinya sempat pulang kampung di tahun 2015, namun setelah itu terhitung sudah tujuh tahun Yohanes tidak pernah pulang.
Baca juga: Rekam Jejak Toni Tabuni, Pimpinan KKB Papua yang Ditembak Mati Satgas: Pernah Bakar Bandara
Yohanes memberi kabar bahwa dirinya kini bekerja sebagai penjaga kios milik pengusaha asal Batak di Kampung Nanggolait.
Ia mengarakan baru lima bulan bekerja sebagai penjaga kios di Kampung Nanggolait.
"Dia kembali merantau tujuh tahun lalu. Lima bulan terakhir dia jaga kios milik orang Batak," terang Yosep.
Yosep meyebut pihaknya mengetahui kabar tewasnya Yohanes setelah menerima telepon beberapa jam setelah aksi brutal KKB pada Sabtu 16 Juli 2022 pagi dari salah seorang keluarga yang merantau di Papua.
Keluarga langsung berduka setelah mendengar informasi bahwa Yohanes tewas tertembak dengan beberapa luka tembak pada bagian dada dan kaki.
"Dia awalnya kena tembak di bagian kaki. Sempat berusaha lari tapi mereka tembak lagi sampai tewas," ujarnya, sesuai informasi yang pihaknya terima dari kerabat di Papua.
Pantauan TRIBUNFLORES.COM, di rumah duka di Bangka Ajang, keluarga besar dan warga kampung Bangka Ajang sudah memadati rumah duka sejak Sabtu 16 Juli 2022 siang.
Pihak keluarga sudah menyiapkan tenda depan rumah dan tempat semayam Jenazah Yohanes.
Jenazah korban akan ditempatkan di luar rumah, seturut tradisi adat Manggarai, sebab kematian Yohanes tergolong kematian yang tidak wajar (Dara ta'a).
Baca juga: Eks Ketua MK Hamdan Zoelva Soroti Aksi KKB di Nduga: Murni Kejahatan Terorisme Terhadap Warga Papua
Saat ini jenazah Yohanes sedang dalam perjalanan dari Papua menuju Makassar lalu akan transit di Surabaya kemudian menuju Bandar Udara Internasional Komodo, Manggarai Barat.
Diberitakan sebelumnya, 10 orang warga sipil tewas akibat ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, Sabtu (16/7/2022).
Menurut keterangan Ketua Paguyuban Flobamora di Kota Jayapura, Feriyanto Laga Rawa, dari 10 korban itu, dua korban asal Kabupaten Ngada dan seorang asal Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, Provinsi NTT dikabarkan meninggal dunia.
Mereka adalah Yohanes Rangkas (26) dari Manggarai serta Hubertus Goti (41) dan Yulius Watu (23), keduanya dari Kabupaten Ngada.

Para korban ini semua berprofesi sebagai buruh.
"Mereka selama ini bekerja sebagai pekerja buruh atau juga swasta," ungkapnya.
Feri sendiri mengaku sudah berkoordinasi dengan Polda Jayapura terkait upaya pemulangan ketiga jenazah ke kampung halamannya.
"Kami dapat informasi bahwa ada tiga warga sipil asal NTT yang menjadi korban penembakan oleh KKB, namun kami belum mendapatkan identitas dari tiga korban tersebut," ungkap Feri, Sabtu 16 Juli 2022.
Menurutnya, terkait koordinasi pemulangan jenazah tiga korban, pihaknya telah berkoordinasi dengan Ditreskrimum Polda Papua untuk pemulangan jenazahnya yang dikirimkan dari Nduga ke Distrik Kenyam, Papua yang berjarak berjarak cukup jauh.
Sementara untuk kronologi kejadian, pihaknya masih menunggu kabar terbaru dari pihak kepolisian setempat.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Mustofa Kamal mengungkapkan pada awalnya korban serangan berjumlah tujuh orang.
Tetapi bertambah menjadi 12 korban dengan 10 korban dinyatakan meninggal dunia.
"Dari korban yang semula hanya berjumlah tujuh orang, saat ini menjadi 12 korban di mana 10 korban meninggal dunia," katanya.
Sembilan korban tewas sebelumnya dievakuasi ke Timika, Kabupaten Mimika.
Sedangkan satu korban meninggal lainnya telah dibawa oleh pihak keluarganya agar dimakamkan di Distrik Kenyam, Ibu Kota Kabupaten Nduga.
"Adapun dua korban luka-luka juga dievakuasi ke Timika," jelas Kamal.
Kamal menjelaskan serangan yang dilancarkan oleh KKB berawal ketika satu di antara korban dan tujuh orang lainnya sedang berada di dalam sebuah truk.

Truk tersebut, katanya, adalah kendaraan untuk mengangkut barang.
Namun, Kamal mengungkapkan pihaknya belum mengetahui motif penembakan ini.
Di sisi lain, anggota Polres Nduga serta perbantuan Satgas Damai Cartenz dan prajurit TNI masih mengejar para pelaku.
Satu korban tewas adalah seorang pendeta
Direskrimum Polda Papua, Kombes Faizal Ramadhani mengungkapkan pihaknya telah mengetahui identitas dari 10 korban yang tewas.
Dikutip dari Tribun Papua, salah satu korban tewas merupakan seorang pendeta.
"Salah satu korban yang tewas adalah seorang pendeta, yaitu Eliaser Baner," ujar Faizal.
Sementara dari seluruh korban tewas, tiga di antaranya adalah warga Nusa Tenggara Timur.
Sedangkan lainnya ada yang berasal dari Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, dan Kei-Ambon.
Selengkapnya berikut identitas dari korban tewas akibat serangan KKB di Nduga Papua:
1. Yulius Watu, laki-laki, usia 23 tahun, swasta, asal NTT
2. Hubertus Goti, laki- laki, usia 23 tahun, swasta, asal NTT
3. Daeng Marannu, laki-Laki, usia 42 tahun, swasta, asal Selayar
4. Taufah Amir, laki-laki, usia 42 tahun, swasta, asal Selayar
5. Johan, laki-laki, usia 26 tahun, swasta, suku NTT, asal Kabupaten Manggarai
6. Alex, laki-laki, usia 45 tahun, swasta, asal Kei-Ambon
7. Eliaser Baner, Pendeta.
8. Nasjen, Laki-laki, usia 41 tahun, swasta, asal Sulawesi Selatan.
9. Sudirman (36)
10. Yuda Gurusinga, laki-laki, usia 42 tahun, swasta, asal Selayar.
(Cr1)
Artikel ini telah tayang di Tribunflores.com dengan judul Uang Dua Juta Beli Beras Kado Terakhir Korban KKB untuk Keluarga di Manggarai