Kebakaran RSJD Solo
Dua Pasien RSJD Solo Meninggal Dunia Akibat Kebakaran, Gibran Bakal Laporkan ke Gubernur Ganjar
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menanggapi soal kejadian kebakaran di RSJD Solo yang menewaskan dua pasien, dia akan melapor ke Provinsi Jateng.
Penulis: Tara Wahyu Nor Vitriani | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tara Wahyu NV
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sebanyak dua Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr.Arif Zainuddin meninggal dunia karena kebakaran.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengaku sudah mendapatkan kabar mengenai kebakaran tersebut meski sedang mendampingi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.
Dirinya mengaku akan terus melakukan monitoring terkait kejadian yang menewaskan 2 orang ODGJ, 2 orang luka berat dan 1 orang luka ringan.
"Ya nanti kami monitor terus ya," kata Gibran ditemui Jumat (5/8/2022).
Atas kejadian tersebut, dirinya akan melapor ke Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Sebab, RSJD dr.Arif Zainuddin berada di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Baca juga: Kronologi Kebakaran RSJD Solo yang Tewaskan 2 Pasien, Api Membakar Ruang Puntadewa
Ia menegaskan juga akan bertanggung jawab atas peristiwa itu.
"Nanti kami tanggung jawab ya, (nengok) nanti ya," ungkapnya.
Ditanya mengenai tanggung jawab yang diberikan oleh Pemerintah Kota Solo, pihaknya akan mencari tahu penyebab dari kebakaran tersebut.
"Nanti kita telusuri dulu penyebabnya, nanti kita tindaklanjuti," pungkasnya.
Kronologi Kejadian
Salah satu ruang perawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr. Arif Zainuddin Solo terbakar, Jumat (5/8/2022) dini hari.
Menurut Humas RSJD dr. Arif Zainuddin Solo, Joko Mulyono, api membakar bangunan di ruang Puntadewa pada pukul 03.43 WIB.
Saat itu, di dalam ruangan Puntadewa sedang merawat 18 pasien, dipisah 9 pasien di sisi barat, dan 9 pasien di sisi timur.
"Yang terbakar itu di sisi timur. Penyebabnya masih dilakukan olah TKP oleh pihak kepolisian," katanya.
Ruangan Puntadewa sendiri merawat pasien ODGJ dengan gejala akut jiwa, atau biasanya pasien yang baru datang di rumah sakit.
Saat terbakar, sebanyak 7 pasien di rumah sisi timur dalam posisi diikat di kasur, agar tidak mengganggu yang pasien yang lain.
Sementara 2 orang lainnya berada di ruang isolasi, karena berpotensi membahayakan orang lain dan diri sendiri.
Baca juga: Kronologi Kebakaran di Plosowangi Klaten, Obat Nyamuk Bakar Buat Rumah Hangus Dilalap Si Jago Merah
Saat melihat api, petugas berusaha memadamkan api dengan Apar.
"Sebanyak 10 Apar kita gunakan untuk memadamkan api, tidak berhasil, dan kami menghubungi petugas pemadam kebakaran. Dalam waktu 4 menit, Damkar sudah sampai," ujarnya.
"Setelah 10 menit petugas Damkar datang, api berhasil dipadamkan," imbuhnya.
Petugas rumah sakit pun melakukan upaya penyelamatan kepada 7 pasien restrain.
Namun nahas, dua pasien yang berada di ruangan tersebut meninggal dunia. Mereka adalah YA (30) pasien PGOT titipan dari Dinsos Karanganyar, dan YR (30) dari Blora.
Pihak RSJD sendiri sudah menghubungi dan melakukan koordinasi dengan Dinsos Karanganyar, dan keluarga YR.
"Korban akan dibawa ke RSUD dr. Moewardi untuk pemeriksaan lebih lanjut. Tapi dari pihak keluarga (YR) meminta tidak perlu dilakukan autopsi, karena menerima ini sebagai musibah," ujarnya.
Saat kejadian, dua korban yang meninggal berada di ruangan isolasi. Dan karena kondisinya, pasien tidak sadar adanya kebakaran.
Selain itu, dua pasien lainnya juga dilaporkan mengalami luka bakar, dan satu pasien mengalami luka ringan.
Joko mengatakan, prosedur keselamatan di rumah sakit saat kejadian darurat sudah dilakukan.
"Saat kejadian ada 3 perawat jaga, dan saat kejadian sudah langsung melaporkan, dan dipadamkan dengan Apar, hingga menghubungi petugas Damkar," ujarnya.
Mengantisipasi kejadian serupa, manajemen akan memeriksa kembali instalansi listrik yang ada di bangunan RSJD.
"Kami mengucapkan belasungkawa atas kejadian ini, dan dari pihak rumah sakit akan bertanggungjawab penuh," pungkasnya. (*)