Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Virus Corona

Waspada ! Kehadiran Sub Varian BA.2.75 T di Indonesia Tinggal Menunggu Waktu, Ini Prediksi Ahli

Dari penjelasan ilmiah, kehadiran sub varian BA.2.75 di Indonesia dinilai tinggal masalah waktu, sehingga Indonesia perlu waspada.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
WARTA KOTA/WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
ILUSTRASI - Warga memakai masker beraktivitas di Kawasan Jalan Kendal, Jakarta Pusat, Selasa (5/7/2022). Kasus Covid-19 di DKI Jakarta dilaporkan mengalami lonjakan akibat munculnya subvarian baru dari Omicron. 

TRIBUNSOLO.COM - Sub varian Omicron yaitu BA.2.75 telah mendominasi di India, apakah negara Indonesia berpotensi terjangkit?

Dari penjelasan ilmiah, kehadiran sub varian BA.2.75 di Indonesia dinilai tinggal masalah waktu, sehingga Indonesia perlu waspada.

Prediksi itu disampaikan Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman.

Baca juga: Update Kasus Covid-19 di Indonesia Sabtu 13 Agustus 2022: Kasus Positif Tertinggi di DKI Jakarta

"Hanya masalah waktu. Karena dengan era globalisasi saat ini, hanya butuh satu minggu untuk bisa mewabah di seluruh dunia," ungkapnya pada Tribunnews, Minggu (14/8/2022).

Sebelumnya sub varian BA.5 yang saat ini mendominasi dunia termasuk Indonesia.

Perlu dicatat, sub varian ini memiliki kemampuan transmisi atau penularan yang paling tinggi di antara sub varian lain.

"Ketika BA.5 dikalahkan oleh BA.2.75, ini menunjukkan tedensi bahwa BA.2.75 ini memiliki kemampuan penularan transmisi yang jauh lebih tinggi. Sehingga sejak Mei sudah terdeteksi di beberapa puluh negara," tegas Dicky.

Padahal sebagian negara telah memiliki imunitas karena vaksinasi Covid-19 yang jauh lebih besar.

Baca juga: Kim Jong Un Mengklaim Korea Utara Berhasil Lawan Pandemi Covid-19, Level Karantina Akan Diturunkan

Tetapi, sub varian BA.2.75 bisa menyebar. Bahkan orang yang telah melakukan vaksinasi tiga dosis masih bisa terinfeksi BA.2.75. Walau memang banyak mayoritas tidak bergejala.

Dicky mengatakan, sejauh ini data hingga saat ini belum ada data menunjukkan yang gejala berat dari BA.2.75.

Tetapi sub varian ini memiliki kemampuan menginfeksi maupun mereinfeksi. 

Kemudian juga menerobos proteksi yang dibangun.

Bisa dari proteksi vaksinasi Covid-19, maupun usai terinfeksi. 

"Ini harus diwaspadai karena pada gilirannya, orang yang berkali-kali terinfeksi akan berpotensi merusak organ juga mengalami Long Covid-19," paparnya lagi. 

Dicky menjelaskan jika dengan kehadiran sub varian ini bisa berpotensi memperpanjang durasi gelombang.

Dirinya memperkirakan Indonesia akan menghadapi masa kritis hingga Oktober. 

"Ini artinya, sekali lagi kombinasi 3T, 5M, vaksinasi Covid-19 menjadi sangat penting. Khususnya dosis tiga atau dosis empat pada kelompok yang memang rawan menerima," pungkasnya.  (*)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved