Berita Sragen Terbaru
Kisah Dusun Penenun di Kalijambe Sragen, Warga Sudah Mulai Menenun Sejak Tahun 1960
Ada sebuah dusun di Sragen bernama Dusun Wonosari. Warga disana sudah memiliki kemampuan menenun sejak tahun 1960an.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen terkenal akan industri mebelnya.
Bahkan, pabrik mebel milik keluarga Presiden Joko Widodo salah satunya ada di Kecamatan Kalijambe.
Di tengah-tengah industri mebel tersebut, ternyata ada salah satu Dusun yang menjadi sentra pembuatan kain tenun, yakni Dusun Wonosari, Desa Sambirembe.
Hampir seluruh warganya merupakan penenun, baik yang bekerja di rumah maupun menjadi buruh tenun di Kabupaten Sukoharjo dan Kota Solo.
Kepala Dusun Wonosari, Darmono (44) mengatakan keberadaan penenun di dusunnya sudah ada sejak tahun 1960an.
"Mayoritas warga Dusun Wonosari adalah penenun, jumlahnya ada ratusan, sudah ada sejak 1960an, cuma mereka kebanyakan buruh di Solo dan Sukoharjo," ujarnya kepada TribunSolo.com, Sabtu (13/8/2022).
Baca juga: Luncuran Material Merapi Terlihat di Dusun Stabelan Boyolali, Tak Pengaruhi Aktivitas Warga
Tak hanya berhenti sampai disitu, keahlian menenun diturunkan dari generasi ke generasi bahkan hingga sampai saat ini.
Kemudian, Darmono berinisiatif untuk mewadahi dan melestarikan penenun yang ada di Dusunnya.
Sekitar tahun 2015-2016, Darmono membuka UMKM dengan nama Margo Lawe, yang pekerjanya diambil dari para penenun yang bekerja di luar Kabupaten Sragen tersebut.
Kini, terdapat sekitar 400 pekerja, baik karyawan maupun penenun yang tergabung dalam UMKM Margo Lawe, sedangkan 130 orang diantaranya merupakan penenun.
"Saat itu masih banyak penenun yang bekerja sebagai buruh di Sukoharjo atau Solo, akhirnya saya minta pulang dan bekerjasama dengan saya," jelasnya.
"Total ada 400 orang, punya tugas masing-masing, ada yang mengikat, mewarnai, dan menenun itu sendiri, karena memang proses menenun ada banyak," tambahnya.
Biasanya mereka menenun di rumah masing-masing, karena hampir di setiap rumah memiliki alat tenun.
Dengan teliti, satu persatu benang ditenun hingga menjadi sehelai kain dengan beragam motif.