Berita Klaten Terbaru
Aksi Heroik Santri di Klaten, Panjat Tiang Bendera Setinggi 20 Meter: Gigit Tali, Masih Pakai Sarung
Seorang santri asal Klaten bernama Muhammad Saiful Amri memperbaiki tali bendera yang rusak saat upacara. Aksi itu dia lakukan spontan.
Penulis: Ibnu DT | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Seorang santri Pondok Pesantren Al Munawwir Ndlajo, Dukuh Kadilajo, Desa Kadilajo, Kecamatan Karangnongko, Klaten menunjukkan aksi heroiknya dengan memanjat tiang bendera saat pengibaran bendera merah putih di HUT ke-77 RI, Rabu (17/8/2022) pagi.
Kejadian tersebut sempat diunggah ulang oleh aku media sosial @kabar_klaten dan disukai oleh 4524 akun.
Setelah ditelusuri, akun pertama yang menggunggah video tersebut ialah akun Instagram resmi milik Ponpes Al Munawwir yakni @almunawwirndjo, Rabu (17/8/2022) sekitar pukul 19.00 WIB.
"Bukti cintaku pada NKRI," tulis akun @almunawwirndjo
"Salah seorang santri yang berani memanjat tiang bendera saat pengait bendera lepas pada upacara HUT RI ke 77, pagi tadi," bunyi unggahan akun tersebut.
Selain itu terdapat beberapa akun yang meninggalkan komentar atas unggahan itu.
Ketua Pondok Pesantren Al Munawwir Ndlajo, Ma'arif Salam, membenarkan unggahan tersebut saat dikonfirmasi oleh TribunSolo.com.
Dijelaskan pula, bahwa akun tersebut adalah akun milik Pondok Pesantren Al Munawwir Ndlajo.
"Kejadiannya kemarin saat upacara bendera kita mulai sekitar jam 7 pagi. Jadi pas mau pengibaran bendera," terangnya kepada TribunSolo.com, Kamis (18/8/2022).
Dilanjutkan Salam, saat itu upacara bendera berjalan baik sampai saat akan dilakukan pengibaran bendera oleh petugas.
"Pas (bendera) mau dibentangkan (petugas pengibar bendera) talinya lepas," jelasnya.
Baca juga: Viral Kisah Haru Santri Tak Dijenguk Keluarga Selama Setahun, Menangis Ungkap Rindu Sang Ibu
Diungkapkan oleh Salam, jika saat itu Muhammad Saiful Amri (20) yang berdiri dibarisan paling depan, secara spontan langsung menuju tiang bendera untuk memperbaiki tali yang terlepas dari tiang.
Dari rekaman video berdurasi kurang dari 2 menit yang beredar di media sosial, nampak Saiful memanjat tiang bendera dengan membawa tali yang terlepas dengan cara digigit.
Tanpa alat bantu, dia tanpa ragu menaiki tiang bambu tersebut dengan berbusana layaknya seorang santri yakni sarung, baju lengan panjang dan peci namun tanpa alas kaki.
Setelah berhasil memperbaiki tali yang terlepas lalu dia menurunkan tali terlebih dahulu dan sesaat saat sudah memastikan tali turun dengan sempurna, kemudian dirinya menyusul turun dan masuk kembali ke barisan.
Nampak juga dalam rekaman tersebut, Saiful dibantu tiga orang santri lainnya saat memperbaiki tali bendera yang terlepas itu.
Dikatakan Salam, sesaat setelah tali berhasil diperbaiki, kemudian upacara bendera hari itu dilanjutkan kembali.
"Saat naik tidak ada kendala, karena anaknya juga terbiasa manjat," tambahnya.
Salam mengatakan, jika tinggi tiang tersebut diperkirakan sekitar 15 hingga 20 meter.
Upacara yang digelar di halaman ponpes itu total di ikuti 150 orang, yakni 80 santri yang terbagi kedalam 40 santri perempuan dan 40 santri laki-laki sisanya adalah warga sekitar.
Dalam unggahan setelahnya nampak ratusan orang tersebut seragam mengenakan atasan putih.
Untuk laki-laki nampak menggunakan atasan peci dan bawahan sarung, sedangkan perempuan menggunakan hijab berwarna merah sementara petugas upacara mengenakan almamater berwarna biru.
Dengan kejadian itu, Salam mengapresiasi atas apa yang dilakukan oleh santrinya.
"Karena secara tidak langsung telah tumbuh jiwa patriotisme pada santri," tambahnya
Dijelaskannya bahwa upacara yang dilakukan kemarin adalah yang pertama semenjak pandemi 2 tahun silam.
Ditambahkan oleh Salam jika malam sebelum upacara juga dilakukan malam tirakatan, untuk memupuk rasa nasionalisme di ponpes yang dipimpinnya.
Namun ada yang unik dan berbeda dengan pelaksanaan malam tirakatan pada umumnya.
"Kalau biasanya sudah jadi rutinitas malam sebelum peringatan hari kemerdekaan, itu diadakan malam tirakatan, namun yang berbeda ditempat kami, setelah melantunkan sholawat lalu menyanyikan lagu nasional di iringi hadroh," tandasnya. (*)