Prahara di Tubuh PPP
Suharso Monoarfa Dicopot dari Posisi Ketum, DPC PPP Kota Solo Ngaku Ada Trauma Dualisme Kepemimpinan
Pencopotan Suharso Monoarfa dari posisi Ketum PPP memunculkan trauma dualisme kepemimpinan di tubuh PPP. Begitulah pandangan DPC PPP Kota Solo.
Penulis: Tara Wahyu Nor Vitriani | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tara Wahyu NV
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pencopotan Suharso Monoarfa dari jabatan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ternyata membuat DPC PPP Kota Solo cukup kaget.
Pencopotan Suharso yang kemudian digantikan sementara oleh Muhamad Mardiono, membuat dualisme di tubuh partai berlambang kabah itu mencuat kembali.
Ketua DPC PPP Kota Solo, Edy Jasmanto mengaku trauma dengan adanya dualisme di tubuh partai PPP selama ini.
"Kami juga sudah trauma dengan dualisme kepemimpinan. Kami sudah trauma periode yang kemarin," kata Edy, kepada TribunSolo.com, Senin (5/9/2022).
Baca juga: Hasil Musyawarah DPP PPP : Suharso Monoarfa Dicopot dari Ketua Umum PPP
Baca juga: Politikus PPP Sebut 3 Tokoh yang Dapat Endorsement Jokowi untuk Maju Pilpres 2024, Ini Nama-namanya
Menurutnya, DPC PPP Solo sendiri tidak tahu menahu terkait konflik yang berada tubuh PPP.
"Kita ini ndak (tidak) tahu ontran-ontran (konflik), begitu tahu sudah dilengserkan," kata dia.
Edy mengungkapkan, saat ini pihaknya memilih mengikuti aturan dari pengurus pusat mengenai permasalahan ini, serta menunggu arahan yang lebih lanjut.
Disinggung mengenai 'Kiyai Amplop' yang diduga menjadi sumber pencopotan Suharso, Edy enggan berkomentar panjang.
"Saya enggak tahu mengenai masalah itu, biar beliau sendiri yang menjawab," ucapnya.
Edy lebih fokus bahwa adanya dualisme yang terjadi di tubuh PPP sangat berdampak dengan partai itu sendiri.
Baca juga: Harta Suharso Monoarfa yang Diberhentikan dari Ketum PPP Capai Rp73 Miliar, Pernah Pakai Jet Pribadi
Baca juga: PPP Karanganyar Usul ke DPP untuk Usung Anies Baswedan Jadi Capres, Ini Alasannya
Bahkan hal tersebut tak ditampiknya sangat berpengaruh pada perolehan kursi yang didapat PPP.
"Intinya dari DPC PPP masih mengikuti arahan pusat, siapapun memimpin PPP," ucapnya.
"Dampaknya kursi di dewan turun 50 persen, dari sekitar 39 menjadi 19 kursi karena adanya dualismenya kepemimpinan," jelas dia.
Lebih lanjut, Edy mengaku merasa capai dengan adanya duliasme yang terjadi selama ini di tubuh PPP.