Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Karanganyar Terbaru

Lama Mangkrak, Pemkab Karanganyar Ambil Alih Mesin Pengolah Sampah dari China di Sukosari 

Pemkab Karanganyar mengambil kembali mesin pengolah sampah di TPA Sukosari. Mesin tersebut mangkrak karena tidak ada SDM yang bisa mengoperasikan.

Tribunsolo.com/Mardon Widiyanto
Bupati Karanganyar Juliyatmono saat ditemui TribunSolo.com, Selasa (30/8/2022). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Mesin pengolah sampah yang mangkrak di TPA Sukosari bakal difungsikan kembali.

Pemerintah Kabupaten Karanganyar bakal ambil alih pengelolaan mesin yang dihibahkan pemerintah China melaui Universitas Prasetiya Mulya Jakarta itu.

Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan, saat ini pihaknya sedang menyiapkan orang untuk mengoperasikan mesin tersebut.

"Tidak ada tindak lanjut, dari Universitas Prasetiya Mulya yang menjadi rekanan pihak ketiga kami, akhirnya universitas tersebut komunikasi dengan kita," ucap Juliyatmono kepada TribunSolo.com, Rabu (7/9/2022).

Baca juga: Jawaban Juliyatmono Soal TPA Sukosari Mangkrak: Modulnya Bahasa Tiongkok, Belum Ada Tenaga Teknis

Juliyatmono menyebutkan universitas itu kesulitan memberi pendampingan operasional mesin pengolah sampah. 

Dia menuturkan, pada akhirnya memutuskan semua terkait mesin diambil alih, baik itu beban operasional, operator hingga perawatan. 

Sedangkan untuk sumber daya manusianya, ia mengaku sedang menyiapkan calon operator untuk menempuh pendidikan ke negeri asal mesin dibuat. 

"Teman-teman kita dari Karanganyar akan dikirim belajar ke sana, sekaligus menyiapkan calon operator yang akan ditransfer keahlian operator mesin," ungkap Juliyatmono.

Dia menuturkan, Pemkab juga telah membeli lahan sekitar TPA Sukosari seluas 1 hektare.

Lahan 1 hektare tersebut digunakan untuk dipakai mengubur sampah.

Setelah sampah dikubur habis, maka sampah baru diolah dengan mesin tersebut. 

Sedangkan, sampah pasar tradisional juga diolah di tempat terdekat yang memfasilitasinya. 

"Jika mesin ini menunjukkan performa bagus, maka universitas Prasetiya Mulya akan meminta lagi untuk kita, sebuah mesin pengolah sampah berkapasitas lebih besar," pungkas Juliyatmono

Modul Bahasa Tiongkok

Pemkab Karanganyar buka suara soal mangkraknya mesin pengolahan sampah di gudang tempat pembuangan akhir (TPA) Sukosari, Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono.

Mesin tersebut adalah hibah dari pemerintah Tiongkok.

Bupati Karanganyar Juliyatmono mengungkapkan belum ada yang mengerti cara pengoperasian mesin tersebut sejak mesin itu dihibahkan hingga saat ini.

Baca juga: Mesin Pengolahan Sampah di TPA Sukosari Mangkrak, DPRD Ingatkan Pemkab Lebih Serius: Sampah Menumpuk

"Alasan mesin tersebut belum beroperasi hingga saat ini, karena tak ada tenaga teknisi yang mengerti mengoperasikan mesin tersebut, modulnya juga berbahasa dari negara asalnya," ucap Juliyatmono kepada TribunSolo.com, di ruang kerjanya, Rabu (13/7/2022).

Juliyatmono mengatakan pihaknya kini butuh tenaga teknis khusus yang mampu mengoperasionalkan mesin pengolah sampah tersebut. 

Dia menuturkan tenaga teknis ini baru nantinya akan dikirim Pemkab Karanganyar ke negeri tirai bambu tersebut dan akan belajar secara langsung bagaimana mengoperasikan mesin pengolah sampah. 

"Memang itu (mesin pengolah sampah) belum bisa digunakan, karena butuh tenaga khusus yang bisa mengoperasikan, rencana kita akan kirimkan tenaga khusus tersebut ke Tiongkok untuk memperlajari mesin itu," ungkap Juliyatmono.

Dia menuturkan rencana pengiriman tenaga teknis untuk belajar ke Tiongkok selama ini sempat terganjal pandemi Covid-19. 

Namun setelah ada pelonggaran, Pemkab segera mengirimkan tenaga tersebut ke Tiongkok dengan harapan dapat secepatnya mesin pengolah sampah hibah dari Tiongkok bisa dioperasikan. 

Operasional mesin pengolah sampah ini diklaim mampu mengatasi persoalan sampah tahunan di Kabupaten Karanganyar.

"Kedepan kita akan minta alat yang kapasitasnya lebih besar lagi, sementara kita syukuri diberikan alat ini," ujar Juliyatmono.

Dia mengatakan mesin pengolah sampah dari Tiongkok mampu mengolah sampah menjadi pupuk organik. 

Selain itu diyakini mampu menjadi pupuk cair sebagai bahan baku bahan bakar minyak (BBM). 

"Mudah-mudahan tahun ini sudah bisa digunakan," pungkas Juliyatmono. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved