Berita Solo Terbaru
Uniknya Program Tiki Tuku di SD Kristen Widya Wacana : Tukar 3 Kg Buku Bekas dengan 1 Buku Cerita
Dengan maksud mengajarkan siswa bijak mengelola sampah, program Tiki Tuku dikenalkan oleh SD Kristen Widya Wacana Jamsaren kepada siswa-siswinya
Penulis: Eka Fitriani | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Apalagi setiap tahun, sampah plastik membunuh jutaan hewan, mulai dari burung, ikan, hingga organisme laut.
“Siswa juga akhirnya memahami bahwa penggunaan plastik itu bisa membahayakan lingkungan,” katanya.
Minyak Jelantah Diolah Jadi Sabun dan Lilin
Tak hanya penggunaan plastik, siswa juga diajarkan untuk menanam beragam macam tanaman di lingkungan sekolah hingga mendaur ulang sampah.
SD Kristen Widya Wacana yang merupakan peraih penghargaan Adiwiyata provinsi tahun 2019 tersebut kini telah berkomitmen untuk mendaur ulang sampah-sampah.
Seperti koran tak terpakai hingga minyak jelantah.
Minyak jelantah tersebut diolah menjadi lilin hingga sabun, sedangkan koran bekas dikreasikan sebagai dompet dll.
Beragam produk tersebut nantinya akan dijual lewat online shop.
Produk tersebut mulai dibuat pada 2 September 2022 dan akan segera launching di online shop bulan Oktober 2022.
Baca juga: Keluh Kesah Pedagang Pasar Legi Solo : Sepi Pengunjung, Tak Dapat Bantuan Seperti Buruh Gendong
“Kami akan tunjukkan lewat Kreasi yang akan digelar oktober 2022 nanti, kami ingin menunjukkan kepada masyakat bagaimana kami bisa berhasil dalam mengelola sampah,” katanya.
“Sekaligus memberikan edukasi bahwa sampah bisa menjadi barang yang bermanfaat juga,” ujarnya.
SD Kristen Widya Wacana merupakan peraih penghargaan Adiwiyata provinsi tahun 2019 yang hingga kini konsisten terhadap kepedulian lingkungan.
Salah satunya yakni mengeluarkan produk unik dari bahan baku minyak jelantah yakni sabun dan lilin minyak jelantah (mijel).
“Karena komitmen kami pada Adiwiyata, akhirnya kami coba manfaatkan sampah-sampah di lingkungan sekolah,” kata kepala sekolah SD Kristen Widya Wacana, Six Hastuti Ariasati, Kamis (22/9/2022) siang.
“Jadi kami akhirnya mengelola sampah salah satunya mengelola minyak jelantah dari 4 shelter kantin kami kumpulkan untuk kemudian membuat sabun dan juga lilin,” ujarnya.