Berita Solo Terbaru
BRI Dorong UMKM Terapkan Non Tunai, Ungkap Uang yang Ada di E-Wallet Capai Rp 1000 Triliun
Transaksi Non Tunai saat ini terus digalakkan. Khususnya untuk para pelaku UMKM agar usahanya bisa terus berkembang.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - BRI ikut mendorong para pengusaha untuk menggunakan transaksi non tunai.
Direktur Bisnis Konsumer BRI, Handayani menjelaskan, pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) perlu menggalakkan pembayaran non-tunai agar bisnisnya berkembang.
Sebab, saat ini pengguna transaksi non-tunai berkembang sangat pesat.
Jika para pelaku usaha tidak mengambil ceruk pasar ini, mereka akan ketinggalan.
"Pemegang kartu BRI 75 juta yang siap bertransaksi. BRI-Mo lebih dari 20 juta. Pengguna uang elektronik lebih dari 120 juta user," terangnya saat Gathering Merchant BRI - Majoo Kamis (29/9/2022).
Acquiring Business Department Head BRI, Muhammad Yusuf juga menambahkan, data Bank Indonesia mencatat uang yang ada di e-wallet mencapai Rp 1.000 triliun.
"Kalau kita belum punya QR kita tidak akan bisa memenangkan uang sebanyak itu," tegasnya.
Inilah yang mendasari BRI bekerjasama dengan Majoo Indonesia.
Baca juga: Solo Great Sale 2022, BI Targetkan Masyarakat Pengguna Non Tunai Meningkat
Pembayaran cashless atau non-tunai perlu secara terus-menerus digalakkan.
"Milenial 70 persen lebih suka pembayaran QR code karena simpel. Beli apa pun bisa," jelasnya.
Ia sendiri mengaku sudah meninggalkan pembayaran tunai.
"Saya sudah tidak pernah membawa uang tunai dalam jumlah besar. Tiap mau makan tanya ada QR Code atau tidak. Kalau ada langsung keluarkan smartphone," tuturnya.
Pembayaran non-tunai dapat dilakukan berbagai cara.
Mulai dari mobile banking, kartu, sampai berbasis QR Code.
QR Code menjadi salah satu yang paling praktis dan paling banyak digunakan terutama untuk transaksi dengan nominal kecil.
Handayani menambahkan, pembayaran cashless perlu terus disosialisasikan agar transaksi ekonomi berlangsung makin efisien.
"Ke depan transaksi cashless ini harus disosialisasikan secara terus menerus sebagai bagian dari digitalisasi," terangnya. (*)