Liga 1
Pihak RSUD Kanjuruhan Ungkap Penyebab Banyaknya Suporter Tewas, Ada Bekas Injakan hingga Cedera Otak
Selain itu, Bobby juga mengatakan ada dugaan meninggal di tragedi Kanjuruan usai Arema FC vs Persebaya karena kekurangan oksigen.
Penulis: Naufal Hanif Putra Aji | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM - Tragedi kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang yang menewaskan 129 korban jiwa usai laga Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022) kemarin malam, menyisakan duka mendalam bagi masyarakat Indonesia khususnya keluarga yang ditinggalkan.
Sejumlah asumsi pun muncul terkait penyebab banyaknya korban jiwa dalam tragedi ini.
Baca juga: Presiden Jokowi Minta Liga 1 Diberhentikan untuk Evaluasi Buntut Kerusuhan Arema vs Persebaya
Dilansir dari Surya.co.id, Direktur Utama RSUD Kanjuruhan, Kabupaten Malang, dr Bobby Prabowo menerangkan, korban tragedi kanjuruan usai laga Arema FC vs Persebaya yang dibawa ke RSUD dan meninggal dunia akibat trauma di bagian kepala, terdapat juga bekas injakan hingga cedera otak.
Selain itu, Bobby juga mengatakan ada dugaan meninggal di tragedi Kanjuruan usai Arema FC vs Persebaya karena kekurangan oksigen.
Kekurangan oksigen ini terjadi karena banyaknya orang di lokasi dan terpapar asap.
"Itu semua kompilasi yang memperberat kondisi. Kira-kira seperti itu, jadi perlu kajian-kajian lagi yang mendalam tentang penyebab utama mengenai kematian dari korban-korban tersebut," ujar Bobby.
Kata Bobby, pihak kepolisian akan memeriksa lebih jauh untuk mengetahui faktor kematian tersebut.
Pihak RSUD Kanjuruhan tidak melakukan uji lab untuk mengetahui lebih detail faktor kematian.
"Nanti pihak kepolisian ada petugasnya sendiri. Kami tidak lakukan uji lab," terangya.
PSSI hentikan sementara kompetisi
Salah satu upaya menuntaskan investigasi tragedi ini, PSSI memberhentikan sementara gelaran Liga 1 2022 selama sepekan.
"Untuk sementara kompetisi Liga 1 2022 kami hentikan selama satu pekan. Selain itu tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini," ungkap Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan seperti dikutip dari lama resmi PSSI, Minggu (2/10/2022) pagi.
Untuk korban jiwa, Ia mewakili PSSI menyampaikan duka mendalam, juga cukup menyesalkan terjadinya tragedi kerusuhan.
Iriawan katakan bahwa PSSI mendukung pihak kepolisian untuk menyelidiki kasus ini. Apalagi kejadian ini sangat mencoreng wajah sepak bola Indonesia.
Hingga saat ini, Ketum PSSI terus berkoordinasi dengan pihak internal PSSI dan eksternal dalam hal ini aparat penegak hukum dan panpel Arema
"PSSI menyesalkan tindakan suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan. Kami berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban serta semua pihak atas insiden tersebut. Untuk itu PSSI langsung membentuk tim investigasi dan segera berangkat ke Malang," pungkas Iriawan.
Baca juga: Perintah Jokowi untuk Kapolri: Usut Tuntas Kasus Kerusuhan Suporter Usai Laga Arema vs Persebaya
Kesaksian penonton yang selamat
Tofan Zulkarnain, seorang Aremania yang mendapatkan perawatan medis di RSUD Kanjuruhan mengungkapkan, dirinya terjebak dalam asap tebal hasil tembakan gas air mata. Gas itu membuat dirinya panik sehingga berupaya mencari jalan keluar.
Warga Kota Malang ini kesulitan mendapatkan jalan keluar. Ia mengatakan, tembakan gas air mata datang ke arahnya yang duduk di tribun 14.
"Saya waktu itu tidak turun ke lapangan. Ada tembakan gas air mata ke arah saya," ujarnya.
Gas air mata itu membuatnya sulit bernafas. Ia bersama rekannya mengalami gangguan pernapasan lalu dievakuasi ke RSUD.
"Waktu itu saya melihat ada korban lain yakni anak kecil tepat di sebelah saya. Sepertinya anak kecil itu selamat. Saya memang sulit bernafas karena gas itu," paparnya.
(Surya Malang)