Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Persis Solo

Lembaran Baru Persaudaraan Suporter Persis, PSIM, & PSS : Beri Warisan Baik Bagi Generasi Berikutnya

Suporter Persis Solo dan suporter PSIM Jogja sepakat berdamai untuk menyudahi rivalitas yang sebelumnya selalu berujung duka.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
TribunSolo.com/Dok Suporter Persis Solo
Suporter Persis Solo dengan PSIM Jogja yang memilih mengakhiri rivalitas melalui pertemuan dan kesepakatan damai pada Senin (3/10/2022) malam. Pertamuan digelar di perbatasan Solo-Jogja yakni Klaten. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Penguatan persaudaraan antara suporter Persis Solo dan PSIM Yogyakarta perlahan mulai dilakukan. Pemicunya, semangat kemanusiaan.

Mereka tidak ingin tragedi pilu di Stadion Kanjuruhan Malang terulang di kemudian hari.

Tragedi tersebut telah menjadi luka teramat dalam setelah ratusan orang, termasuk ibu-ibu dan anak-anak, menjadi korban di dalamnya.

Penguatan persaudaraan antara suporter Persis Solo dan PSIM Yogyakarta mulai digelorakan melalui media sosial, khususnya Twitter.

Sejumlah tokoh suporter, baik dari Persis Solo dan PSIM mencuitkan pesan-pesan persaudaraan dalam unggahan mereka.

Salah seorang diantaranya Dirijen Tribun Selatan DPP Pasoepati, Agus Warsoep.

Baca juga: Bertemu di Perbatasan Solo-Jogja, Suporter Persis dan PSIM Berdamai, Kini yang Ada Mataram Is Love

Agus mengatakan, meski belum ada ada perdamaian secara resmi, tapi secara garis besar para suporter telah mendukung perdamaian itu.

"Sudah tidak ada masalah lagi udah saling berdamai secara garis besar seperti itu," kata dia.

"Berdamai tapi secara resmi organisasi pertemuan langsung emang belum ada, nggak bisa secepat itu dan tidak semudah itu," katanya.

"Karena kita harus ngobrol-ngobrol dulu tapi alhamdulillah respon teman-teman baik baik Solo maupun Sleman Jogja baik," tambahnya.

Benar saja, benih-benih persaudaraan antara suporter Persis Solo dan PSIM Yogyakarta mulai dipupuk.

Itu bisa dilihat dalam aksi solidaritas di Monumen Juang 45, Klaten, Senin (3/10/2022).

Sejumlah kelompok suporter baik dari Persis Solo maupun PSIM Yogyakarta turut hadir.

Selain mereka, adapula dari BCS, Slemania, The Jakmania, dan Alaska yang hadir dalam aksi solidaritas tersebut.

Mereka lebur dalam panjatan doa saat aksi solidaritas tersebut.

Adapun suporter Persis Solo dan PSIM Yogyakarta juga bernyanyi bersama : "Di sini Jogja. Di sana Solo Dimana-mana kita saudara".

Selain itu, tersebar juga foto momen di mana beberapa suporter Persis Solo dan PSIM Yogyakarta bertemu di kawasan Prambanan, Klaten di hari yang sama.

Mereka melakukan aksi membentangkan bendera yang merepresentasikan kedua basis suporter klub.

Baca juga: Suporter Persis Solo dan PSIM Jogja Berdamai, Tokoh Pasoepati : Sudah 22 Tahun Kita Menantikannya

"Ini hal yang sangat luar biasa. Kita tidak ingin ada lagi korban berjatuhan terus menerus," kata Presiden DPP Pasoepati, Maryadi Gondrong kepada TribunSolo.com.

"Semoga tragedi Kanjuruhan adalah tragedi yang terakhir," tambahnya.

Suporter Persis Solo dan PSIM Yogyakarta memang memiliki dinamikanya sendiri.

Termasuk sejarah kekerasan yang mengiringi hubungan mereka.

Maryadi meyakini suporter Persis Solo dan PSIM Yogyakarta bisa menjalin dan menguatkan persaudaraan.

Seperti halnya suporter Persis solo dan suporter Persebaya Surabaya.

"InsyaAllah, niat baik," ucap dia.

"Pada saat perdamaian dengan Bonek ada pro dan kontra dan lambat laun perdamaian dengan Bonek, akar rumput juga sudah menyadari begitu pula perdamaian ini antara (suporter) Persis Solo dan Brajamusti dan lainnya," imbuhnya.

Bukan hanya Maryadi, humas Ultras 1923, Beto meyakini terjalinnya persaudaraan antara suporter Persis Solo dan PSIM Yogyakarta bisa terjalin.

"Dari niat baik, harapan baik pastinya juga tanggapan baik yang kita berikan," ucap dia.

"Sudah saatnya rivalitas jogja dan solo menjadi rivalitas yang sehat yang tidak sampai mengancam keselamatan apalagi nyawa," tambahnya.

Beto menuturkan tragedi di Stadion Kanjuruhan menjadi titik balik suporter di Indonesia untuk bisa mengembalikan sepakbola sebagai hiburan bukan sebagai hal yang mengerikan.

"Yang menguatkan tentu bagaimana kita meredam ego dan berharap memberi warisan yang baik untuk generesi berikutnya," tuturnya.

Dia juga paham keputusan untuk memulai menjalin persaudaraan dengan suporter PSIM Yogyakarta akan menuai pro dan kontra.

Baca juga: Gibran Bersedia Fasilitasi Pertemuan Suporter Persis Solo dan PSIM Yogyakarta, Dukung Momen Positif

"Mengalir aja, seperti halnya dulu sebagian suporter Solo yang tidak ingin damai dengan Bonek juga akhirnya merata," kata Beto.

"Yang penting bagaimana kita tetap menjaga satu dengan yang lainnya saat ada pertemuan dari kedua belah pihak," imbuhnya.

Beto menambahkan keputusan untuk menjalin persaudaraan dengan suporter PSIM Yogyakarta masih dari individu-individu.

"Untuk secara komunitas sepertinya belum ada, tapi mungkin dari individu-individu," ujar dia.

"Yang ada di luar juga terlibat dengan organisasi kemasyarakatan atau kampus dan mereka mempunyai relasi dari suporter jogja mungkin mereka sudah ada pembicaraan, hanya belum dibawa ke forum," tambahnya.

Untuk memunculkan keputusan komunitas diperlukan forum di dalam internal Ultras 1923.

"Pasti ada forum, karena Ultras sendiri menjadi wadah bagi banyak orang, dan kita berharap baik pro dan kontra bisa kita tampung bersama untuk mengambil keputusan terbaik," kata dia.

Suporter PSIM Yogyakarta nampaknya mulai membuka pintu buat suporter Persis Solo menjalin persaudaraan.

Itu dapat dilihat dari undangan aksi solidaritas Doa Bersama Suporter Yogyakarta yang diberikan mereka terhadap suporter Persis Solo.

Aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas suporter atas tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang.

Selain suporter Persis Solo, suporter PSS Sleman juga mendapat undangan untuk gabung dalam aksi tersebut.

Aksi solidaritas Doa Bersama Suporter Yogyakarta digeber di Stadion Mandala Krida, Selasa (4/10/2022) mulai pukul 18.30 WIB.

Undangan tersebut pun ditanggapi positif dari suporter Persis Solo. Itu ditunjukkan dengan ratusan suporter berangkat ke Yogyakarta.

Baca juga: Lirik Lagu yang Menyatukan Hati Suporter Persis Solo dan PSIM Jogja : di Mana-mana Kita Saudara

Beberapa diantara mereka sempat berkumpul terlebih dulu di Plaza Stadion Manahan sebelum bertolak bersama dalam rombongan.

Rombongan tersebut mendapat sambutan hangat sesampainya di Stadion Mandala Krida, khususnya dari suporter PSIM Yogyakarta, Brajamusti.

Itu bisa dilihat dalam video yang tersebar di media sosial, khususnya Twitter.

"Selamat datang Persis Solo. Selamat datang Persis Solo. Dari kami Brajamusti," pekik mereka.

Para suporter kemudian khidmat prosesi aksi solidaritas tersebut.

Dikutip dari Tribun Jogja, aksi diawali dengan salat Isya berjamaah, dilanjutkan salat gaib, tausiyah Ustadz Salim A Fillah, dan doa bersama.

Setelahnya ada sambutan dari Brajamusti, The Maident serta Kapolresta Yogyakarta.

Penyalaan lilin serta diakhiri melantunkan bersama lagu Indonesia Pusaka.

Tak lupa, anthem Aku Yakin Dengan Kamu milik PSIM, Satu Jiwa milik Persis Solo dan Sampai Kau Bisa milik PSS Sleman juga dinyanyikan secara bergantian oleh ribuan suporter yang hadir.

Presiden Brajamusti, Muslich Burhanuddin bersama Ketua The Maident, Budi Santoso berharap momen bertemunya elemen suporter DIY- Jateng dalam acara salat gaib serta doa bersama tersebut menjadi tonggak perdamaian suporter.

"Kita suporter yang hadir malam ini akan menghentikan kebencian yang ada di hati kita," ucap Thole, sapaan akrab Muslich Burhanuddin.

"Kita hanya akan mewariskan sukacita pada anak cucu kita".

"Insya Allah dengan ikhlas atas kejadian telah lalu tidak akan lagi terjadi khususnya di DIY dan sekitarnya. Kita bersatu dan sepakat," tambahnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved