Cerita dari Solo
Kisah Makam Belanda di Bawah Jalan Raya di Sragen : Wasiatnya Jangan Dipindah, Agar Tak Kesepian
Ada makam di bawah yang tak mau dipindah Jalan Raya Sukowati, tepatnya di simpang empat bangjo atau sebelah barat RSUD Soehadi Prijonegoro.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Tampak tak ada yang aneh di simpang empat lampu lalu lintas Jalan Raya Sukowati sebelah barat RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen.
Jalan nasional itu selalu ramai dengan lalu lalang kendaraan, baik yang hendak menuju Solo ataupun menuju Jawa Timur.
Tak hanya sepeda motor, banyak truk dan bus besar yang melintas sepanjang hari seperti tak ada habisnya.
Perempatan jalan yang terletak di Kelurahan Ngkorog tersebut berukuran cukup lebar dan luas yang dilapisi aspal.
Namun, siapa sangka dibawah jalan beraspal tersebut terdapat makam seseorang yang masih ada hingga kini.
Lokasinya berada di sebelah sisi selatan dekat belokan kiri menuju ke arah barat.
Dulu, di atas makam tersebut masih terdapat tugu monumen generasi muda Sragen Asri dan taman berbentuk segitiga, yang kini sudah dibongkar.
Baca juga: Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Mewah, Jalannya Akan Mulus : Untuk Pengaspalan Disiapkan Rp 600 Juta
Baca juga: Makam Tua di Bawah Pohon Besar di Mliwis Boyolali : Diyakini Makam Ibunda Bupati Pertama Blora
Pemerhati Sejarah dan Budaya, KRMT L Nuky Mahendranata Nagoro mengatakan meski sudah rata menjadi jalan, namun jasad yang dimakamkan masih ada dibawahnya.
"Makamnya masih ada, berada di bawah jalan itu," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (7/10/2022).
"Karena perkembangan zaman, makam kherkof kemudian tergusur jadi jalan, sempat dijadikan monumen generasi muda asri Sragen di atasnya," jelas dia.
"Yang terakhir ketika saya kesana ternyata sudah diratakan monumennya, jadi perempatan biasa tak berbekas," terangnya.
Inilah Sosok yang Dimakamkan : Orang Belanda
Lanjutnya, sosok yang dimakamkan di situ adalah Willibald Dagobert van Nispen, seorang Belanda yang juga diketahui merupakan pemilik pertama Pabrik Gula (PG) Mojo di pusat Kota Sragen.
Van Nispen pindah dari Belanda menuju Surakarta dan kemudian memilih menetap di Kabupaten Sragen.