Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Karanganyar Terbaru

Tak Hanya di Sragen, Karanganyar Juga Setop Resep Obat Sirup untuk Sementara

Karanganyar mengeluarkan kebijakan agar dokter tidak mengeluarkan resep untuk obat sirup. Hal ini sesuai petunjuk dari Kemenkes.

TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari
Ilustrasi obat sirup. 

Iwan mengimbau masyarakat jangan membeli obat sirup tanpa resep dokter. 

"Jangan beli obat sembarangan tanpa resep dokter apalagi bentuk cair," kata Iwan. 

Terpisah, pemilik Klinik Griya Husada II Karanganyar, dr Ita K mengaku semua obat sirup sudah ditarik dari unit pelayanan farmasi.

Lanjut, kata Ita, obat-obatan itu dikembalikan ke stok gudang klinik sambil menunggu info lanjut dari Kemenkes. 

"Untuk kasus anak, kami mengganti menjadi puyer atau suppository," singkat Ita. 

Sragen Juga Lakukan Aturan Serupa

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengimbau fasilitas kesehatan tak memberikan obat cair atau sirup. 

Imbauan tersebut mulai diterapkan oleh puskesmas yang ada di Kabupaten Sragen, salah satunya Puskesmas Kedawung I mengingat meningkatnya kasus gagal ginjal akut pada balita. 

Kepala Puskesmas Kedawung I, Agus Sukoco mengatakan hal tersebut dilakukan demi kehati-hatian. 

"Saat ini, sementara untuk kehati-hatian sesuai dengan imbauan Kemenkes dan BPOM, kita stok dulu, demi kehati-hatian sambil menunggu informasi lebih lanjut," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (20/10/2022). 

"Iya diterapkan di semua puskesmas Sragen, dan ada imbauan dari BPOM, dan seyogyanya di seluruh penjualan apotek, otomatis imbauan dalam rangka kehati-hatian, ya sudah kita ikuti saja," tambahnya. 

Menurut dia, obat cair berupa sirup maupun obat tetes tidak diberikan sementara waktu, khususnya kepada pasien anak.

Meski begitu, bagi pasien dewasa yang meminta obat cair juga tidak diberikan sementara waktu.

Baca juga: Kemenkes Keluarkan Larangan Obat Sirup Jadi Resep Dokter,Dinkes Karanganyar: Sedang Disosialisasikan

Sebagai gantinya, pasien anak yang datang diberi obat puyer atau obat bubuk terlebih dahulu. 

"Jadi bentuk sirup sama cairan, kalau cairan kan bentuk sirup dan tetes itu kita ganti dalam bentuk puyer, karena sesuai informasi sirup atau cairan tadi kan salah satu bahan pelarutnya ada 2, yang diduga tidak baik untuk ginjal, tapi kita tidak tahu hasil penelitian belum tahu," jelasnya. 

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved