Drakor Weak Hero Class 1 Trending di Google, Bagi yang Belum Dewasa Dilarang Nonton

TRIBUNSOLO.COM - Banyaknya adegan kekerasan karena berkisah tentang kejadian perundungan, membuat drama Weak Hero Class 1  tak disarankan untuk ditonton anak di bawah umur.

Meski begitu, drama Weak Hero Class 1 ini menuai banyak pujian dari para penontonnya.

Dari alur kisah, adegan dan tentunya skill akting para aktornya.

Baca juga: Akting Park Ji Hoon di Drakor Weak Hero Class 1 Tuai Pujian, Simak Profil dan Perjalanan Kariernya

Drama ini berjumlah 8 episode dan telah tayang di Wavve dan bisa disaksikan di Viki.

Weak Hero Class 1 menceritakan tentang kisah perundungan di sekolah.

Yeon Si Eun (Park Ji Hoon) adalah seorang siswa teladan yang berprestasi di sekolah.

Tetapi secara fisik lemah dan membuatnya menjadi sasaran empuk para pengganggu yang iri dengan nilai tertingginya. 

Meskipun Yeon Si Eun tampak lemah di luar, dia akhirnya menggunakan otaknya untuk memenangkan pertempuran saat dia melawan kekerasan yang terjadi baik di dalam maupun di luar sekolah.

Baca juga: Drakor Weak Hero Class 1 Langsung Tayang 8 Episode di Viki, Penonton Beri Pujian: Wajib Nonton!

Trailer yang baru dirilis dimulai dengan Yeon Si Eun berhadapan dengan dua pengganggunya di kamar mandi, dengan mengancam mengklik pena saat dia berkata dalam sulih suara.

Saat keterangannya mengungkapkan bahwa nilainya berada di 1 persen teratas, klip itu menunjukkan Yeon Si Eun dianugerahi hadiah emas di sekolah. 

Namun, keberhasilan akademisnya menarik perhatian yang tidak diinginkan dari pengganggu sekolah.

Ia pun disiksa oleh penguasa kelas tersebut. 

Tapi saat Yeon Si Eun dengan dingin membalas tatapan pengganggunya.

Baca juga: Episode 8 Drakor May I Help You yang Dibintangi Hyeri Capai Rating Tertinggi Pecahkan Rekor Pribadi

Ia menjadi jelas bahwa dia tidak akan menyerah tanpa perlawanan. 

Setelah berteman dengan Ahn Su Ho, Yeon Si Eun mengembangkan tujuan baru: “sesuatu yang lebih penting daripada belajar.”

 Yeon Si Eun memperingatkan seseorang dengan mengancam, “Aku memintamu untuk berhenti.” (*)