Berita Sragen Terbaru
Sehari Sebelum Tewas di Ponpes Sragen, Santri Asal Ngawi Sempat Dijenguk Orang Tua, Kondisi Sehat
Sebelum santri asal Ngawi tewas di Ponpes Sragen, keluarga sempat menjenguknya. Kondisi saat itu sehat dan tidak ada masalah.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Bak disambar petir, itulah yang mungkin dirasakan oleh orang tua DWW (15) santri asal Ngawi, Jawa Timur.
DWW diketahui meninggal dunia di tempatnya menuntut ilmu, yakni di salah satu pondok pesantren yang ada di Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen.
Kakek DWW, Nur Huda menceritakan sehari sebelum mendapat kabar tak menyenangkan itu, ayah dan ibu DWW mengunjungi sang buah hati.
"Iya, sehari sebelumnya sempat dijenguk, hari Jumat siang, habis Jum'atan ayah ibunya kesana," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (23/11/2022).
Menurutnya, kondisi sang cucu dalam keadaan sehat tidak mengeluhkan sakit apapun.
"Waktu dijenguk kondisi masih sehat, alhamdulillah, tidak ada keluhan apa-apa," ujarnya.
"Rumah saya juga berdekatan dengan D ini, saya lihat ya sehat-sehat saja sebelumnya, D badannya tidak gemuk banget, juga tidak kurus banget," tambahnya.
DWW saat ini duduk dibangku kelas 3 SMP di Ponpes tersebut.
DWW mulai mondok sejak kelas 1 SMP, dimana ini tahun ketiganya mondok di Ponpes tersebut.
"Kalau sering mengeluh, saya tidak tahu, kalau saya lihat, rumahnya kan dekat dengan rumah saya, kalau dilihat sehat-sehat saja, alhamdulillah," terangnya.
Baca juga: Keluarga Santri Tewas di Ponpes Sragen Sebut Korban Ditendang Seniornya Gegara Tak Jalankan Piket
Ayah korban, Dwi Minto Waluyo mengatakan pihak pondok pesantren sudah datang ke rumah korban.
Namun, dari pihak keluarga pelaku belum nampak iktikad baik untuk mendatangi atau meminta maaf kepada keluarga korban.
"Pihak Ponpes sudah datang ke rumah, saat ngasih kabar (DWW meninggal dunia) sama pemakaman, dari pihak tersangka dari pihak keluarga belum ada," jelasnya.
Ia berharap kasus seperti ini tidak terulang kembali, karena pada awalnya buat tulus ikhlas para santri ialah untuk menuntut ilmu.
Dwi menghendaki agar kasus tersebut tetap diproses hukum.
"Mudah-mudahan nggak terjadi lagi, cukup anak saya saja, karena berjuang dalam menuntut ilmu yang benar," jelasnya.
"Iya, proses hukum tetap berjalan," pungkasnya. (*)
