Piala Dunia 2022
Iran vs AS di Piala Dunia 2022 : Carlos Queiroz Kecam Juergen Klinsmann, Emosi Dituduh Main Kotor
Carlos Queiroz tak terima dengan pernyataan Juergen Klinsmann yang menyebut pasukan Iran terbiasa bermain taktik kotor.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Dia mengaku telah mengidentifikasi kelemahan Amerika dan mempersiapkan para pemainnya untuk bisa memberikan sengatan mematikan.
Baca juga: Hasil Korsel vs Ghana di Piala Dunia 2022 : Son Heung-min Menangis, Dihibur Staf Pelatih Tim Lawan
Selama 30 tahun karir kepelatihannya, pelatih asal Portugal kelahiran Mozambik ini telah bekerja di mana-mana dari New York hingga Nagoya, Jepang, dan dari Manchester United hingga Real Madrid.
Dan ke mana pun dia pergi, dia membawa ciri khasnya yakni pertahanan yang sangat rapat, dan serangan balik yang menyengat.
Ciri khas itu terlihat dalam konsep permainan Iran.
Tim Melli biasa bertahan dengan menumpuk pemain di tengah lapangan, membatasi ruang, dan memotong jalur yang lewat.
Lawan Iran diberi banyak waktu untuk memilih umpan.
Baca juga: Qatar vs Belanda di Piala Dunia 2022 : Cuma Butuh Hasil Imbang, Louis van Gaal Ogah Cari Aman
Tapi strategi itu bisa berbalik bunuh diri jika lawan bisa mengantisipasi seperti yang dilakukan Inggris saat menghukum Iran 6-2 dalam laga pembuka (21/11).
Namun, ketika Iran berada dalam kondisi terbaiknya, strategi serangan balik ala Queiroz ini bisa sangat menyengat.
Ini terlihat ketika mereka memukul Wales 2-0 pada laga kedua lalu.
Kehadiran Striker Bayer Leverkusen, Sardar Azmoun saat melawan Wales memberi tim Carlos Queiroz lebih banyak ancaman menyerang.
Penyerang berusia 27 tahun itu tampak solid, dan saling mengisi dengan sang ikon, Mehdi Taremi yang tak seperti laga pertama, kini punya tandem yang buas, dan bisa diandalkan.
Baca juga: Hasil Korsel vs Ghana di Piala Dunia 2022 : Son Heung-min Menangis, Dihibur Staf Pelatih Tim Lawan
Tapi mereka akan mendapatkan tekanan hebat dari tim AS.
Kendati belum meraup kemenangan, skuat asuhan Gregg Berhalter ini tampil menjanjikan ditopang pasukan muda yang energik, dan atletis.
Sepuluh pemain muda AS ini terbukti bisa menyulitkan tim Inggris dalam laga yang berakhir 0-0 (26/11).
Bahkan, andai tak membuang sejumlah peluang, mereka bisa meraih kemenangan pertama atas tim Tiga Singa sejak terakhir 1950 silam.