Lord Rangga Meninggal Dunia
Lord Rangga Petinggi Sunda Empire Dikabarkan Meninggal Dunia,Simak Lagi Ucapannya yang Kontroversial
Di tahun 2020, Lord Rangga yang disebut memiliki nama asli Edi Raharjo ini pernah memilih Bandung sebagai pusat lokasi kerajaan atau kekaisaran Sunda
Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
TRIBUNSOLO.COM - Ki Ageng Rangga Sasana dan lebih dikenal sebagai Rangga Sasana atau Lord Rangga dikabarkan meninggal dunia pada Rabu pagi hari ini (7/12/2022).
Hingga artikel ini ditulis, penyebab kematian petinggi Sunda Empire itu masih ditelusuri.
Di tahun 2020, Lord Rangga yang disebut memiliki nama asli Edi Raharjo ini pernah memilih Bandung sebagai pusat lokasi kerajaan atau kekaisaran Sunda Empire.
Baca juga: Lord Rangga Dikabarkan Meninggal Dunia, Postingan Terakhirnya di Instagram Dibanjiri Ucapan Duka
Alasan pemilihan Bandung disampaikan oleh petinggi Sunda Empire, Raden Rangga Sasana, saat diwawancarai INews TV, pada Senin (20/1/2020).
Rangga Sasana menyebut Bandung merupakan wilayah dari Atlantik.
"Bandung itu adalah titik nol, itu wilayah Atlantik," kata Raden Rangga Sasana dikutip TribunJakarta.com dari YouTube INews TV, pada Selasa (21/1/2020).
Lebih lanjut, ia menjelaskan asal-usul terbentuknya bumi.
Menurutnya, bumi tercipta dari percikan matahari yang pada akhirnya membeku.
Baca juga: Profil Lord Rangga, Petinggi Sunda Empire yang Dikabarkan Meninggal Dunia di Usia 55 Tahun
Lanjutnya, Bandung merupakan daerah yang paling tinggi dibanding wilayah lain di dunia ini.
"Perlu dipahami bangsa Indonesia semuanya yang belum tahu, ini ya asal-usul bumi, adalah percikan matahari, yang pada kala itu akhirnya membeku, dan yang paling tinggi adalah Bandung," jelasnya.
"Maka Bandung berada dalam posisi paling tinggi di antara daerah-daerah lain di dunia," ucap Raden Rangga Sasana.
"Itulah kenapa disepakati oleh leluhur kita,"
"Makanya apabila sesuatu tidak datang dari Bandung tidak dilantik,"
Dengan alasan itu, Rangga Sasana mengklaim berbagai lembaga dunia yang lahir di Bandung.
"Makanya PBB lahirnya di Bandung, SLW di Bandung, NATO di Bandung, Pentagon di bandung, Bank Dunia pun di Bandung dengan modal dari bumi Nusantara," tegasnya.
Menanggapi penjelasan petinggi Sunda Empire ini, Dedi Mulyadi hanya tersenyum dan setengah tertawa.
Baca juga: Sebentar Lagi Jadi Suami Erina Gudono, Kaesang Tak Sabar Nikahi Bidadari dan Tinggal Serumah
Ia membebaskan Rangga Sasana untuk berpendapat.
Meski demikian, apa yang disampaikan olehnya masih bisa dicek kebenarannya.
"Iya yang pertama disilahkan aja, orang-orang boleh berpendapat apapun," ucapnya sambil terkekeh.
"Tetapi dari aspek rasio, sejarah, kan kita bisa memahami dunia di mana pusatnya, dimana dataran yang paling tinggi,"
"Di mana lahirnya PBB, di mana lahirnya NATO,"
"Kan semuanya sudah tercatat dengan baik dalam sejarah," imbuhnya.
Sebelumnya, Dedi Mulyadi juga sudah memberikan komentar tentang kelompok ini.
Dikutip TribunJakarta.com dari Kompas.com Dedi Mulyadi menilai, munculnya orang-orang yang mengaku punya kerajaan dan bangga dengan seragam ala militer merupakan penyakit sosial yang sudah lama terjadi di Indonesia.
Dedi menyebut, fenomena itu merupakan problem sosial yang sudah akut dan berlangsung sejak lama.
Hal itu disampaikan Dedi ketika diminta komentar terkait Sunda Empire yang saat ini heboh di masyarakat, terutama di Jawa Barat.
Menurut Dedi, ada problem sosial yang berlangsung cukup lama, yaitu masyarakat indonesia terbiasa masuk ke wilayah berpikir yang tidak realisitis atau terlalu obsesif.
"Ada obsesi mendapat pangkat tanpa proses kepangkatan atau instan. Ada obsesi ingin cepat kaya," kata Dedi kepada Kompas.com via sambungan telepon, Sabtu (17/1/2020).
(*)