Polisi Tembak Polisi
Putri Candrawathi Bohong soal Dilecehkan Brigadir J, Ikuti Skenario Ferdy Sambo karena Takut
Putri Candrawathi dalam wawancara asesmen psikologi, mengakui tindakan kekerasan seksual yang dialaminya itu sebenarnya terjadi di Magelang.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, JAKARTA - Putri Candrawathi disebut-sebut berbohong soal pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinas di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Klaim tersebut disampaikan psikologi forensik dari Asosiasi Psikolog Forensik Indonesia (Apsifor), Reni Kusumowardhani.
Adapun Reni Kusumowardhani menjadi saksi ahli untuk terdakwa Ferdy Sambo cs dalam lanjutan persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (21/12/2022).
Baca juga: Ferdy Sambo Sebut Selama 28 Tahun Bekerja di Polri, Tak Pernah Beri Perintah Salah kepada Anggota
Putri Candrawathi dalam wawancara asesmen psikologi, mengakui tindakan kekerasan seksual yang dialaminya itu sebenarnya terjadi di Magelang, Jawa Tengah, pada 7 Juli 2022.
Majelis Hakim lantas bertanya kepada Reni soal informasi terkait pelecehan seksual di Duren Tiga yang diceritakan Putri Candrawathi saat asesmen psikologi.
Reni menjawab, pihaknya mendapat informasi terkait peristiwa di Duren Tiga sehingga dapat memetakan tiga tempat yang berkaitan dengan peristiwa pembunuhan tersebut.
"Iya Yang Mulia, kami melakukan proses wawancara sehingga dapat kami simpulkan ada tiga peristiwa di Magelang, di Saguling, dan di Duren Tiga, termasuk pada ibu Putri Candrawathi," ujarnya di persidangan, Rabu, dikutip dari Kompas.com.
Reni melanjutkan, Putri Candrawathi mengaku terpaksa berbohong karena harus mengikuti skenario yang dibuat oleh suaminya, Ferdy Sambo.
"Ibu Putri mengatakan bahwa 'peristiwa (pelecehan seksual) di Duren Tiga itu tidak benar, tapi saya takut pada suami saya. Saya dipaksa untuk menandatangani BAP dan saya percaya pada suami saya'. Itu ada tangisan."
"Namun, respons tangisannya secara fisiologis dan emosional itu intensinya berbeda dengan pada saat menceritakan peristiwa yang ada di Magelang," terangnya, Rabu, dilansir Kompas.tv.
Baca juga: Putri Candrawathi Terekam CCTV Naik Lift Berdua dengan Kuat Maruf, Ferdy Sambo Langsung Murung
Hakim lalu menanyakan bagaimana pandangan psikologis tentang tangisan Putri Candrawathi tersebut.
Menurut Reni, tangisan itu bisa saja terjadi karena respons Putri Candrawathi yang takut terhadap Ferdy Sambo dan kebohongan yang disembunyikan.
Sementara ketika berkata jujur, Reni menilai Putri Candrawathi menangis karena kemungkinan ada perasaan trauma.
"Semuanya memang membuat takut bagi ibu Putri."
"(Tangisan) yang pertama, takut karena sebetulnya tidak seperti (skenario) itu kejadiannya."
"Sementara (tangisan) yang satunya menyatakan kejadian yang sebenarnya itu (kekerasan seksual) yang di sini (Magelang)," ujar Reni.
"Respons tangisan betul ada pada dua-duanya Yang Mulia, hanya saya sampaikan terobservasi berbeda intensitasnya," jelasnya.
(*)