Ditawari Tempat di Shelter PKL Manahan, Eks PKL TSTJ Diberi Satu Bulan untuk Memutuskan 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Eks PKL Taman Satwa Taru Jurug diberikan tenggat waktu sebulan untuk memutuskan apakah mau menempati Shelter Manahan Solo atau tidak.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Heru Sunardi menjelaskan, pihaknya hanya memberi tenggat waktu satu bulan untuk para Pedagang Kaki Lima (PKL) memutuskan menerima tawaran di Shelter Manahan.

PKL yang sebelumnya mendiami kebun binatang yang dulunya bernama Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) ini masih belum sepakat dengan kebijakan yang diambil.

"Saya juga komitmen satu bulan mereka tidak bergeming shift malam saya alihkan para pemohon satu bulan kemarin," jelasnya.

Sebelumnya, pihaknya menawarkan untuk masuk ke pasar-pasar sesuai dengan barang jualan.

Namun, mereka tidak bersedia.

"Sudah saya sampaikan PKL di TSTJ saya masukkan di pasar-pasar. Sesuai dengan zonasi dagangan, jenis jualan. Pada saat itu PKL menolak," tuturnya.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka pun menawarkan solusi Shelter PKL Manahan ini.

Baca juga: Sabar, Pembukaan TSTJ Solo Diundur, Natal dan Tahun Baru Belum Buka

Hanya saja, tidak semua PKL bisa ditampung di sini.

Sebab, shelter ini hanya menampung PKL kuliner.

"Saya lapor kepada Pak Wali dimasukkan ke Shelter Manahan namun shift malam. Sudah saya sampaikan. Karena Manahan adalah shelter kuliner kami bisa menampung 70 pedagang yang bisa masuk ke shelter manahan," jelas Heru.

Sedangkan PKL non-kuliner menurutnya perlu beralih jualan agar bisa mematuhi aturan di shelter ini.

"Kalau di manahan kuliner ya beralih. Kami juga melakukan pembinaan cara melayani yang baik," tuturnya. (*)