Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Alasan Harga Tanah di Gemolong Jadi Sangat Mahal : Tata Kota Dirombak, Apalagi Akan Ada Poltekpar

Harga tanah di Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen ternyata jauh lebih mahal ketimbang di pusat Kota Sragen. 

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari
Ilustrasi : Tanah di Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen. Lokasi itu akan akan dibangun Politeknik Pariwisata Negeri. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Harga tanah di Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen ternyata jauh lebih mahal ketimbang di pusat Kota Sragen

Diberitakan sebelumnya, harga tanah di Kecamatan Gemolong berkisar Rp 2,5 juta - Rp 5 juta per satu meter. 

Harga rumah ukuran 59/100 yang pada tahun 2010 masih dikisaran Rp 200 juta, kini harganya minimal Rp 490 juta. 

Tak khayal, harga tanah di kota kedua Sragen itu sangat tinggi.

Gemolong sendiri berada di bagian barat Kabupaten Sragen, yang lokasinya cukup dekat dengan Kota Solo. 

Selain itu, Gemolong juga dilintasi rute perjalanan Solo-Sragen-Purwodadi serta Sragen-Boyolali-Salatiga.

Warga Kelurahan Ngembatpadas, Sukino mengatakan faktor kenaikan harga tanah yang melejit bukan hanya itu saja. 

Menurutnya harga tanah meroket setelah adanya penataan ulang Kota Gemolong, terlebih juga akan dibangunnya Politeknik Pariwisata Negeri (Pol

"Harga tanah naik semenjak ada perkembangan tata kota, apalagi mau dibangun kampus," katanya kepada TribunSolo.com.

"Juga setelah dipindah Kantor Kecamatan, beralihnya puskesmas menjadi RSUD, ada SPBU, juga semenjak terminal dipindah ke Kragilan," jelasnya. 

Saat ini, ada 3 rumah sakit di Gemolong, yakni RSUD Soeratno, RS Yakssi dan RS Assalam. 

Tak hanya itu, semakin hari semakin banyak pabrik-pabrik besar yang dibangun di sekitar Gemolong

Keberadaan factory sharing juga cukup berdampak kepada perekonomian di Gemolong

Selain itu, saat ini warga Gemolong juga mulai membuka usaha sendiri. 

Berdasarkan data BPS Sragen, ada 17 rumah makan/restoran, 11 pasar, 18 minimarket, dan 32 kelompok pertokoan di Gemolong

"Perempatan (Gemolong) ke barat juga banyak pabrik, bahkan hanya berjarak 1 km, ada 4 toko ritel disana, sekarang mulai berinovasi mandiri semua," jelasnya. 

"Disini angkringan ada yang sudah buka 24 jam, kalau di Sragen jarang," tambahnya. 

Karena lahan yang semakin mahal, maka pertumbuhan pembangunan perumahan di Gemolong mulai seret. 

"Pertumbuhan perumahan sudah jarang, sawah ditawar Rp 2 miliar hanya diketawain pemiliknya," pungkasnya. (*) 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved