Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Sragen Mulai Lakukan Vaksinasi LSD, Terima 4 Ribu Dosis, Prioritas Sapi Sehat dan Belum Tertular

Sragen segera melakukan vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD).Sapi yang menjadi prioritas vaksin adalah sapi sehat yang ada di Sragen.

TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari
Vaksin LSD yang diterima Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Sragen, Rabu (18/1/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Sragen mulai melakukan vaksinasi untuk mencegah penularan penyakit Lumpy Skin Disease (LSD). 

Di Kabupaten Sragen sendiri sebanyak 355 ekor sapi sudah terjangkit LSD yang menyebar di 17 kecamatan. 

Pejabat Fungsional Medik Veteriner DKPPP Kabupaten Sragen, Ana Margaretha mengatakan, saat ini Sragen sudah menerima 4.000 dosis vaksin LSD

Vaksin tersebut sudah didistribusikan ke 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Sragen

"Kita sudah menerima 4.000 dosis saat ini, dan sudah didistribusikan ke masing-masing kecamatan, alokasi per masing-masing kecamatan ada 200 dosis," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (18/1/2023). 

Kecamatan Kalijambe merupakan wilayah pertama yang menjadi sasaran vaksinasi LSD, yang diberikan pada Senin (16/1/2023) lalu. 

Meski begitu, tidak semua sapi bisa disuntik vaksin PMK, namun dengan kriteria tertentu.

Baca juga: Kabar Baik, Pemkab Sragen Tak Tutup Pasar Hewan, Meski Sapi yang Diserang Virus LSD Capai 355 Ekor

Dipilih daerah dengan populasi sapi paling tinggi, dan masih dalam kondisi sehat atau belum ada yang terjangkit LSD

"Iya benar, itu yang diprioritaskan untuk divaksin, sedangkan daerah-daerah yang sudah tertular dilaksanakan kegiatan pengobatan," jelasnya. 

LSD merupakan virus yang menyerang kulit sapi, sehingga muncul benjol-benjol hampir di sekujur badannya. 

Sifat penyakit LSD yakni menular melalui vektor, yakni bisa ditularkan melalui gigitan lalat, nyamuk, atau caplak. 

Penyakit LSD juga tidak mematikan ternak, namun memiliki masa pengobatan cukup lama. 

"Masa pengobatan 2 minggu sampai 1 bulan, bisa diberikan obat berupa anti parasit, analgesik antipiretik, vitamin dan antibiotik," terangnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved