Berita Solo Terbaru
Nostalgia Prabowo Subianto di Puro Mangkunagaran, Sang Kakek Pernah Kerja di Bagian Ekonomi
Kakek Prabowo diketahui bernama Raden Mas Margono Djojohadikusumo, seorang putra daerah Lembah Serayu Banyumas.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kedatangan ke Puro Mangkunagaran membuat Prabowo Subianto napak tilas terhadap sosok kakeknya.
Prabowo bercerita bila kakeknya dulu sempat menjadi bagian dari Puro Mangkunagaran.
"Saya juga ada sedikit nostalgia, karena almarhum kakek saya pernah kerja di sini kerja lama," kata Prabowo, Selasa (24/1/2023).
"Dulu kerja di bagian ekonomi," tambahnya.
Prabowo memiliki seorang kakek yang merupakan salah seorang yang turut serta dalam perumusan dasar negara Indonesia, Pancasila.
Dia tak lain adalah Raden Mas Margono Djojohadikusumo, seorang putra daerah Lembah Serayu Banyumas.
Baca juga: Nikmati Siang di Solo, Menhan Prabowo Pilih ke Taman Pracima Tuin, Cicipi Kuliner Khas Mangkunagaran
Dilansir dari berbagai sumber, anak asisten wedana Banyumas itu tercatat sebagai salah seorang anggota BPUPKI pada tanggal 29 April 1945.
Oleh karenanya, dia ikut serta dalam proses penggodogan Pancasila sebagai dasar negara.
Margono juga tercatat pernah masuk dalam kabinet pemerintah Indonesia saat era kepemimpinan Ir Soekarno.
Dia masuk dalam kabinet Presidentil ke-1 dengan menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung Sementara.
Adapun Dewan Pertimbangan Agung Sementara dibentuk 25 September 1945.
Selain Dewan Pertimbangan Agung Sementara, Margono juga terlibat dalam pembentukan salah satu bank milik negara.
Dia mengusulkan agar Indonesia memiliki bank sirkulasi saat kabinet Sjahrir terbentuk.
Baca juga: Menhan Prabowo Beri Motor Baru ke Babinsa di Solo : 20 Unit Honda CRF 150cc, Datang Ditemani Gibran
Bank itu nantinya diharapkan bisa mengedarkan alat pembayaran resmi pertama Oeang Republik Indonesia (ORI).
Usulan tersebut mendapat persetujuan. Bank Nasional Indonesia (BNI) kemudian terbentuk di Yogyakarta, 5 Juli 1946.
Margono diangkat sebagai Direktur Utama BNI.
Dia wafat pada tanggal 25 Juli 1978 pada usia 78 tahun.
Margono dimakamkan di kompleks makam keluarga para bupati Banyumas, Dawuhan.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.