Berita Sragen Terbaru
Kisah Musiyem di Sragen, 37 Tahun Buka Warung Masakan Jawa, Bertahan dari Krisis dan Pandemi Corona
Cerita tentang Musiyem di Sragen, walau warungnya tidak begitu besar, tapi ada kisah perjuangan di dalamnya. Warungya selamat dari krisis dan pandemi.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Tidak ada kata gagal, jika mau terus berusaha.
Itulah yang diterapkan oleh Musiyem (55) dan suaminya Darno (67) warga Desa Kebonromo, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen.
Musiyem membuka usaha warung makan sederhana dengan menu olahan makanan Jawa sejak tahun 1986 di area sekolah Panca Marga, tepatnya di utara Stadion Taruna Sragen.
Jika dihitung, usaha Musiyem ini sudah berumur 37 tahun.
Usaha yang terkenal dengan sebutan Warung Bu'e Putut itu ia jalankan mulai dari nol dengan membuka kios seluas 4x4 meter.
Tak hanya sebagai warung, kios tersebut juga menjadi tempat tinggal Musiyem bersama anak-anaknya.
"Saya berjualan sejak anak saya yang pertama usia 3 tahun, buka kios di Panca Marga, kita sekeluarga tinggal disana sejak awal sampai tahun 2005," katanya kepada TribunSolo.com, Sabtu (28/1/2023).
Menurutnya, di kawasan tersebut dulunya masih jarang orang membuka warung makan.
Sehingga, warungnya itu jadi jujugan utama para pegawai negeri sipil, pegawai rumah sakit, dan warga sekitar.
Perlahan, warungnya semakin banyak pelanggan dan masakannya laris manis pada tahun 1990an.
Pada saat itu, Musiyem bahkan bisa menjual 25 kilogram nasi dalam sehari.
"Dulu kalau jam 04.00 WIB sudah buka, jam 08.00 WIB itu sudah habis 5 kilogram nasi, sehari bisa habis 25 kilogram," ujarnya.
Yang namanya usaha, pasti ada fase naik turun, yang mana saat terjadi krisis moneter tahun 1997, usahanya sempat drop.
Namun, ia tak mau menyerah dan terus konsisten berjualan demi menghidupi keluarganya.
Buah dari konsisten yang ia jalani, Musiyem akhirnya mampu membeli tanah pekarangan dan punya rumah sendiri pada tahun 2005.
"Dari usaha ini, bisa membeli tanah pekarangan, akhirnya punya rumah, alhamdulillah, selepas punya rumah, gantian menyekolahkan anak," jelasnya.
Musiyem pun juga mampu mengantar ketiga anaknya berkuliah di perguruan tinggi negeri.
"Dari usaha ini bisa mengkuliahkan 3 anak, anak saya kuliah di Undip, UGM, dan yang paling kecil di IAIN, alhamdulillah," jelasnya.
Kini, anaknya yang pertama bekerja di salah satu bank syariah, kemudian anak keduanya menjadi perangkat kelurahan di Kabupaten Bantul.
Sedangkan anak terakhirnya, masih berjuang menjalani semester enam dengan IPK 3,86.
Baca juga: Kisah Sukses Pria Asal Boyolali : Resign dari Karyawan, Jadi Bos Singkong, Omzet Rp 150 Juta Sebulan
"Alhamdulillah, dari hasil berjualan ini, bisa mengantarkan anak-anak sampai sekarang, warung ini nanti juga bisa diteruskan oleh anak-anak, mungkin bisa sebagai pekerjaan sambilan," kata Musiyem.
Selama berpuluh-puluh tahun mencari rezeki di kawasan sekolah Panca Marga, Musiyem sempat khawatir usahanya berhenti ketika kiosnya dibongkar untuk dipindah ke Sentra Kuliner Veteran Brigjen Katamso yang sekarang.
Namun, ia masih diperbolehkan berjualan di sekitar proyek pembangunan sentra kuliner tersebut yang membuat usahanya terus jalan.
Sampai pada akhirnya, pada tahun 2021, Musiyem menempati tempat baru di kios Sentra Kuliner Veteran Brigjen Katamso.
Usaha Musiyem kembali terpukul setelah pandemi covid-19 datang, yang berdampak kepada sepinya sentra kuliner tempatnya mencari nafkah.
Selain itu, ia juga harus bersaing dengan teknologi yang bisa memesan makanan secara online.
"Kalau pandemi ini lebih parah dari tahun 1997 itu, karena sempat ditutup, juga sekarang orang di rumah saja makanan bisa datang, kalau soal pesan makanan online itu, saya tidak bisa," ucapnya.
"Tapi kita tetap jalankan terus usaha ini, karena ini ya ladang dan sawah saya, hasilnya sekarang masih cukup untuk kehidupan sehari-hari, dan masih bisa menabung untuk jaga-jaga kalau anak butuh," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.