Berita Solo Terbaru
Daya Tampung SLB Negeri di Solo Terbatas, Anak Berkebutuhan Khusus Tak Punya Pilihan: Sekolah Swasta
Seperti diketahui, Sekolah Luar Biasa negeri yang ada di Solo hanyalah SLB Negeri Surakarta yang terletak di Mangkubumen, Kec. Banjarsari.
Penulis: Eka Fitriani | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Eka Fitriani
TRIBUNSOLO.COM, SOLO – Setiap tahun, kebutuhan pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Kota Solo mengalami peningkatan.
Namun, rupanya hal tersebut tak sejalan dengan jumlah Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kota Solo.
Padahal, wajib belajar setiap anak yakni 12 tahun, begitu juga dengan ABK.
“Namun, saat ini fenomena yang terjadi anak berkebutuhan khusus semakin meningkat baik di Kota Solo maupun kota-kota lain,” kata Humas Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) PLDPI Kota Surakarta Syarifudin Amrullah, Selasa (31/1/2023) siang.
“Sedangkan dulu anak kebutuhan khusus SLB sedangkan daya tampung di SLB juga terbatas saat ini,” katanya.
Seperti diketahui, Sekolah Luar Biasa negeri yang ada di Solo hanyalah SLB Negeri Surakarta yang terletak di Mangkubumen, Kec. Banjarsari.
Baca juga: Nasabah Terkena Aplikasi Penyedot Rekening, OJK Solo : Bukan Kelalaian Pihak Bank, Tapi Nasabah
Syarifudin membeberkan, dengan keterbatasan sekolah tersebut anak ABK bisa saja putus sekolah karena sekolah negeri memiliki daya tampung yang terbatas.
“Kalau mereka tidak sekolah diinklusi, mereka mau sekolah di mana, jangan sampai kemudian jadinya putus sekolah,” ujarnya.
ABK yang tidak mampu bisa bersekolah di SLB negeri, namun jika daya tampung sekolah tak mencukupi anak bisa bersekolah di SLB swasta atau sekolah inklusi.
“Sedangkan yang swasta kan berbayar, yang dari orang tua yang tidak mampu mereka sekolah di mana kalau daya tampung penuh,” katanya.
“Mengingat kalau ABK kan juga menanganinya juga khusus,” ujarnya.
Dirinya menjelaskan tiap anak punya hak mendapatkan pendidikan yang layak untuk memaksimalkan tumbuh kembang dan wawasannya, termasuk ABK.
Baca juga: Karyawan Pabrik Batik di Solo Tewas di Mes Pegawai, Sempat Mengeluh Sakit
“Orang tua kan harus mengenal dan memahami karakteristik anak tersebut di usia sekolah,” ujarnya.
Saat anak bersekolah di SLB, dirinya membeberkan bahwa siswa bisa mendapatkan lebih banyak pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan.
“SLB bahkan sosialisasi karena dulu sempat dianggap karakter anak kurang terbentuk maksimal hanya karena keberagaman,” katanya.
“Kalau yang sekarang mereka seperti halnya mendapatkan pelayanan yang khusus dan ditempatkan orang-orang yang sifatnya punya hambatan khusus,” ujarnya.
(*)
| Pasar Kabangan Dinilai Kurang Strategis Digabung dengan Pasar Jongke Solo Jateng, Ini Kata Pedagang |
|
|---|
| Gibran Sebut Aduan Mahasiswa UNS ke Dirinya Salah Alamat, Minta Langsung ke Menteri Pendidikan |
|
|---|
| Gibran Geber Pengerjaan 2 Lapangan Blulukan dan Stadion UNS Jelang Piala Dunia U-17 |
|
|---|
| Tempuh Rute 113,7 Km, Ganjar Harap Peserta Tour de De Borobudur Nikmati Wisata yang Tersaji |
|
|---|
| Gibran Lagi di Korea Selatan, tapi Diminta Presentasikan Pengentasan Kemiskinan dalam Rakernas PDIP |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.