Berita Solo Terbaru
Era Pemerintahannya Dinilai Lebih Baik dari FX Rudy, Gibran : Ojo Dibandingkan, Beliau Guru Saya
Gibran tidak mau era kepemimpinannya dan FX Rudy dibandingkan, sebab Gibran menganggap Rudy sebagai guru dan mentor yang membimbing dirinya.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Era pemerintahan Gibran Rakabuming Raka dinilai lebih baik dibanding era pemerintahan FX Hadi Rudyatmo.
Hal tersebut didasarkan pada hasil survei milik Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Kota Solo.
Di mana itu melibatkan 560 responden dengan jangka waktu survei dilakukan selama 10 hari.
Hasilnya, sebanyak 76,80 persen responden menilai era pemerintahan Gibran lebih baik daripada Rudy.
Dengan persebaran hasil, 430 responden menilai pemerintahan Gibran lebih baik, 69 responden menilai pemerintahan Rudy lebih baik, 50 persen menilai sama saja, dan 1 responden tidak menjawab.
Hasil survei Unisri Solo mendapat respon dari Gibran.
Menurut Gibran, era pemerintahan setiap individu lebih baik tidak dibanding-bandingkan.
"Tidak bisa dibanding-bandingkan. Sama bagusnya, saya juga masih belajar banyak dari beliau," ucap dia, Rabu (15/2/2023).
Gibran menegaskan dirinya hanya melanjutkan beberapa proyek infrastruktur yang sebelumnya direalisasi saat era pemerintahan Rudy.
Baca juga: Ganjar Beri Waktu Sepekan ke Kepala Daerah Jateng Input Data Kemiskinan, Gibran: Sudah Saya Laporkan
"Saya cuma melanjutkan apa yang sudah dikontribusikan pak Rudy dan pak Purnomo," ujar dia.
"Kalau tidak ada pak Rudy, gak mungkin ada (revitalisasi) Pasar Legi, Semanggi, Mojo, semua pak Rudy bahkan beliau yang melakukan konsolidasi warga, ketika itu sudah, aku hanya bangun saja," tambahnya.
Gibran menegaskan Rudy memiliki kontribusi besar dalam proses pembangunan infrastruktur yang ada di Kota Solo.
"Kita masih satu partai, pasti melanjutkan, kelanjutan-kelanjutan pembangunan pemimpin sebelumnya," ucapnya.
Gibran sempat mendapat evaluasi dari Rudy setelah memutuskan untuk meningkatkan nilai pajak bumi dan bangunan (PBB).
Beberapa diantaranya, besarannya bahkan ada yang mencapai 500 persen.
Itu pun kemudian mendapat evaluasi DPC PDI Perjuangan (PDIP) Kota Solo sebelum akhirnya ditunda.
"Beliau guru, sekaligus mentor saya," ucapnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.