Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Breaking News

BREAKING NEWS: Potongan Kaki dan Mayat yang Ditemukan di Karanganyar, Seorang Nenek Asal Tawangmangu

Misteri potongan kaki dan mayat yang ditemukan di Tawangmangu terungkap, korban merupakan seorang nenek. Tidak ada dugaan mutilasi.

|
TribunSolo.com/Anang Maruf
Kapolres Karanganyar AKBP Jerrold Hendra Yosef Kumontoy saat Jumpa Pers Temuan potongan tubuh manusia di Grojokan Sewu, Tawangmangu, Karanganyar, Senin (13/3/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Misteri potongan kaki dan mayat yang ditemukan di objek wisata alam Grojogan Sewu, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar terungkap. 

Jasad itu merupakan nenek Satiyem (81) warga Blumbang, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.

Kapolres Karanganyar AKBP Jerrold Hendra Yosef Kumontoy mengatakan, nenek Satiyem dilaporkan menghilang sejak Kamis (16/2/2023).

Laporan tersebut dari polsek Tawangmangu yang dilaporkan oleh keponakan Satiyem, Mariono.

"Nenek Satiyem terakhir terlihat pada Rabu (15/2/2023), namun sejak Kamis (16/2/2023) nenek Satiyem tidak ada kabar. Lalu keluarga melaporkan ke Polsek Tawangmangu," ucap AKBP Jerrold.

Dia juga menjelaskan, jika Satiyem hidup sendiri sebatang kara, tidak punya suami dan anak.

Kebiasaan setiap hari Satiyem hanya berjalan dari rumahnya ke rumah saudaranya dengan jarak 400 meter.

"Dari Keterangan keluarganya nenek Satiyem ini fisiknya bagus dan kuat, namun dikarenakan sudah berumur nenek Satiyem mempunyai riwayat pelupa (Pikun)," kata AKBP Jerrold.

Baca juga: Misteri Potongan Kaki dan Mayat di Tawangmangu, Polisi Sebut Segera Ungkap Hasil Pemeriksaan DNA 

Dari keterangan dan penyelidikan bahwa Satiyem murni kecelakaan jatuh atau terpleset.

"Setelah jatuh terbawa arus sungai Grojogan Sewu, karena di lokasi kejadian terdapat bebatuan dan banyak kawat Nenek Satiyem tersangkut," jelasnya kepada awak media, Senin (13/3/2023).

Setelah tersangkut kawat yang berada di sungai kemungkinan kaki kirinya terputus hingga pangkal paha.

Setelah itu bagian tubuhnya terjatuh ke Grojogan Sewu dengan tinggi 80 meter.

Hasil dari visum dan penyelidikan bahwa nenek Satiyem murni kecelakaan.

Disisi lain Dokter forensik Rumah Sakit Moewardi, Heratri mengatakan, dari hasil yang di dapatnya, meninggalnya tersebut diperkirakan 3 hari sebelum ditemukan.

"Dari tubuh yang ditemukan tidak ada luka kekerasan atau potongan seperti dimutilasi, karena jika dimutilasi bagian tubuhnya terpotong rapi, namun nenek Satiyem potongan tubuhnya tidak rapi seperti tersangkut," ucap Herartri. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved