Klaten Bersinar
Vakum 3 Tahun, Padusan 2023 di OMAC Klaten Meriah, Bupati Sri Mulyani Sebar Apem ke Warga
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Acara padusan 2023 menyambut ramadan di Obyek Mata Air Cokro (OMAC), Desa Cokro, Kecamatan Tulung, Klaten berlangsung meriah pada Selasa (21/3/2023).
Dalam kegiatan tersebut dipadati ribuan warga.
Mengangkat tema reresik rogo hanggayuh reresik jiwo, di acara tersebut Bupati hadir bersama rombongan forkopimda.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Klaten, Sri Nugroho mengatakan, kegiatan padusan sebagai salah satu tradisi.
"Kegiatan ini tujuannya menyambut ramadan dengan suci lahir dan batin, serta meningkatkan ketakwaan selama bulan puasa," ujar Nugroho kepada TribunSolo.com.
Selain itu, padusan juga sebagai media renungan dan introspeksi diri menjadi pribadi lebih baik dari sebelumnya.
"Kegiatan padusan juga sebagai ajang melestarikan tradisi budaya yang sudah ada, juga sebagai daya tarik mengangkat perekonomian sektor wisata," ungkapnya.
Kegiatan ini juga ada simbolis pencampuran 21 kendi berisi air dari umbul yang berada di Klaten.
"21 kendi berisi air bersumber dari umbul, sebagai pengejawantahan kalau Klaten sebagai kota 1000 umbul. Dan diambil 21 dengan makna kesempurnaan wahyu ilahi di bulan suci Ramadan, yang dalam istilah jawa malam selikuran atau malam lailatul qodar," ucapnya.
Juga terdapat sebaran apem dan udik-udikan dalam rangkaian acara siraman padusan tersebut.
"Apem sebagai simbol permohonan saling maaf-memaafkan, dan udik-udikan untuk gambaran sebagai meningkatkan sedekah di bulan ramadan," ujar Nugroho.
Baca juga: Selama Nataru, Pura Mangkunegaran Dibuka untuk Umum, Pengunjung Bisa Berlatih Tari hingga Masak Apem
Dipilihnya obyek mata air Cokro (OMAC) dikarenakan lokasi tersebut dikelola oleh Disporapar Klaten.
Kegiatan padusan sendiri sebelumnya sempat terhenti selama 2 tahun akibat pandemi, dan tahun ini digelar kembali.
"Sebelumnya 3 tahun kita berhenti, dan kali ini usai pandemi kembali bangkit sudah cukup lumayan untuk meningkatkan PAD kami," ungkapnya.
Sejarah padusan sendiri sudah berlangsung sejak abad 14 silam.
"Sejak Mangkunegaran pertama, dan lagi air di umbul OMAC sendiri luar biasa. Dan difungsikan untuk publik semua masyarakat Solo Raya," kata Nugroho.
Perebutan apem diikuti oleh masyarakat sekitar dan juga warga yang berkunjung.
Warga sekitar, Bagas (20) ikut berebut apem dari sungai.
"Sengaja ikut rebutan apem tadi, ada uangnya Rp5000," ucap Bagas.
Sementara salah satu pengunjung, Ferdian Bagus Setiawan (13) warga asal Bendo, Tulung sengaja datang ke OMAC untuk padusan.
"Ingin mensucikan diri jelang ramadan, kebetulan dekat dengan rumah lokasinya, apalagi airnya segar, jernih, tidak ada kaporitnya," ungkapnya.
Ia juga ikut berebut apem yang disebarkan Bupati Klaten, Sri Mulyani.
"Tadi dapet apem, total uangnya Rp 30 ribu," pungkasnya. (*)