Liputan Properti
Masuk Lahan Prospek, Pengembang Enggan Bangun di Klaten : Harus Sediakan 40 Persen Fasilitas Umum
Syarat fasilitas umum yang harus disediakan pengembang di Klaten tergolong paling besar di antara daerah Solo Raya yang lain.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Di tengah makin sulitnya mencari lahan di Kota Solo, para pengembang sebenarnya melihat potensi di Kabupaten Klaten.
Ketua REI (Real Estate Indonesia) Komisariat Soloraya, Maharani mengatakan Kabupaten Klaten sebenarnya cukup prospek.
Sebab, saat ini ada pembangunan Jalan Tol Solo-Jogja.
"Klaten itu prospek juga karena ada Jalan Tol," jelasnya saat dihubungi TribunSolo.com, Sabtu (25/3/2023)..
Hanya saja, syarat fasilitas umum yang harus disediakan pengembang paling besar di antara daerah Solo Raya yang lain.
Yakni sebesar 40 persen.
Hal ini membuat para pengembang enggan membangun.
Baca juga: Temuan PHRI, Pemerintahan Dominasi Market Hotel Berbintang di Solo Sampai 70 Persen
Baca juga: Daerah di Solo ini Dulu Dikenal Daerah Hitam, Kini Jadi Incaran Orang Kaya, Berkat Efek Jokowi
"Yang di Klaten karena fasilitas umum yang disiapkan belum seperti yang lainnya. Masih 40 persen fasilitas umum. Yang lain 35 persen," tuturnya.
Maka dari itu, para pengembang memilih tiga kabupaten penyangga yang berada di sekitar Kota Solo untuk dikembangkan jadi perumahan.
"Kecenderungan kedekatannya Karanganyar, Sukoharjo, Boyolali lebih dominan," jelasnya.
Terlebih lagi daerah Klodran dan Fajar Indah yang masuk Kecamatan Colomadu, Karanganyar.
Area ini cukup banyak dilirik karena dekat dengan Pintu Tol Solo.
"Manahan mau nyari sudah susah. Kalau Sumber masih ada tanah-tanah. Otomatis larinya ke Klodran, Fajar Indah," terangnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.