Berita Sragen Terbaru
Nata de Coco Made in Sragen: Paling Diburu saat Ramadan, Setiap Hari Habiskan 1.000 Liter Air Kelapa
Selain kolang-kaling, ada nata de coco asal Kabupaten Sargen yang banyak diburu warga selama Ramadan.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Selain kolang-kaling, ada nata de coco yang banyak diburu warga selama ramadan.
Nata de coco cocok dicampur dengan berbagai macam bahan untuk dibuat menjadi minuman khas berbuka yang menyegarkan.
Tak heran, nata de coco banyak dicari, baik oleh pedagang maupun untuk di konsumsi di rumah.
Bagi warga Sragen tak perlu bingung, kemana akan mencari nata de coco.
Karena di Dusun Sukorame, Desa/Kecamatan Kedawung terdapat tempat produksi nata de coco.
Nama produknya adalah Yaco Prima Jaya yang sudah mulai berproduksi sejak tahun 1998.
Pemilik Yaco Prima Jaya, Sri Rahayu mengatakan pada hari biasa, produknya ia kirim ke pabrik nata de coco yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sementara ketika bulan ramadan hingga lebaran, ia memproduksi sendiri nata de coco dalam bentuk kemasan, yang ia jual ke pasar lokal.
"Hari biasa kita produksi nata de coco setengah jadi, lalu kita kirim ke pabrik, biasanya menjelang puasa sampai lebaran, itu kita kemas sendiri," katanya kepada TribunSolo.com, Minggu (26/3/2023).
Nata de coco Yaco Prima kini menjadi produk UMKM unggulan Kabupaten Sragen, karena merupakan produsen satu-satunya.
Dalam sehari, rata-rata ia bisa memproduksi nata de coco hingga 300-400 kilogram.
Dulu, dalam sehari ia mampu mengolah hingga 1000 liter air kelapa.
Baca juga: Ancaman Bagi Pelaku Perang Sarung di Sukoharjo, Polisi : Bisa Masuk Penjara karena Kategori Pidana
Baca juga: Kajadian Aneh di Tol Solo-Jogja : Alat Berat Rusak saat Ngebor Tempat yang Mitosnya Kerajaan Gaib
Namun, karena keterbatasan bahan baku, kini ia dalam sehari hanya mengolah 400 liter air kelapa saja.
Ia menggunakan bahan baku air kelapa asli yang difermentasi dengan dicampur bakteri Acetobacter xylinum.
Dari situ, ia menghasilkan dua varian rasa produk nata de coco, yakni tawar dan manis.
"Untuk yang rasa tawar bisa tahan hingga 1,5 bulan, karena saat pengemasan dia sudah matang dan ditambah air hangat juga, jadi lebih tahan lama," terangnya.
"Yang manis bisa tahan sampai 4 bulan, karena dia juga dicampur gula yang merupakan pengawet makanan alami," imbuhnya.
Produknya banyak dikirim ke agen-agen di pasar lokal Sragen.
Dari agen-agen tersebut, produk nata de coco olahannya bisa dijual hingga ke sekitaran Jawa Tengah.
"Pemasaran di area Pulau Jawa saja, karena inikan berat karena ada air, jadi kemahalan di ongkirnya, kalau di agen-agen itu bisa dijual lagi ke Boyolali, dan sebagainya," jelasnya.
Dalam mengolah nata de coco, memang membutuhkan waktu yang tidak singkat.
Namun, usahanya itu masih ia pertahankan hingga kini berkat keuletan dan pantang menyerah.
Kemudian, ia juga tidak pelit untuk membagi ilmu kepada pelaku usaha lainnya, hingga produknya masih bertahan selama 24 tahun lamanya.
"Saya usaha 23 tahun nggak pernah berhenti sama sekali, waktu itu masih merintis, saya nggak pernah berhenti, walaupun produk itu belum laku," kata Sri Rahayu.
"Meski begitu saya bikini terus, kalau nanti basi ya di buang, tapi saya terus berusaha, ilmu saya tularkan ke teman-teman saya, intinya kontinuitas harus tetap dijaga," pungkasnya. (*)
Pria Ini Nekat Curi Sepeda Motor Milik Pacar Sendiri di Sragen, Modus Duplikat Kunci, Ketahuan CCTV |
![]() |
---|
Cerita Warga Gondang Sragen Diduga Keracunan Setelah Makan Rendang di Hajatan : Dagingnya Alot |
![]() |
---|
Ban Selip saat Hujan di Jalan Tol Solo-Ngawi, Pajero Terjun Bebas ke Selokan, 3 Orang Terluka |
![]() |
---|
Senyum Penjual Jajanan Kiloan di Sragen : Jelang Lebaran Dibanjiri Pembeli, Omzet Naik 100 Persen |
![]() |
---|
Siap-siap, Harga Sayuran di Sragen Akan Naik Seminggu Jelang Lebaran: Cabai Bisa Sentuh Rp50 Ribu/Kg |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.