Klaten Bersinar

Antisipasi Konflik Pasca Pilkades, Warga Klaten dan Aparat Kepolisian Lakukan Simulasi Aksi Ricuh

Istimewa
Potret simulasi pengamanan Pilkades, saat warga melakukan aksi penolakan hasil Pilkades dan dilakukan penjagaan oleh aparat Polres Klaten yang berakhir ricuh. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Jelang Pilkades serentak di Kabupaten Klaten tahun 2023, Kepolisian Resor (Polres) Klaten dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten menggelar simulasi pengendalian dan mengurai massa.

Seratusan pasukan dari TNI, Polri, Satpol-PP, Linmas dan Kabupaten Klaten mengikuti simulasi yang menjadi bagian Apel Siaga Pengamanan Pilkades Gelombang 1 di Alun-alun Klaten, Rabu, (31/5/2023).

Dari pantauan TribunSolo.com di lokasi, simulasi tersebut diawali dengan penggambaran kondisi yang terjadi di masyarakat masih kondusif jelang kampanye. 

Baca juga: Pilkades Serentak Gelombang 1 di Klaten, Bupati Sri Mulyani dan Polres Klaten Gelar Apel Siaga

Kemudian petugas gabungan dari Panitia Pilkades melakukan penertiban kampanye yang masih terpasang disejumlah titik dilepas lantaran sudah masuk masa tenang. 

Tiba waktu pencoblosan, ditampilkan proses dibukanya tempat pemungutan suara, penanganan sejumlah warga yang memiliki kebutuhan khusus hingga pengumuman hasil akhir dari pencoblosan tersebut. 

Namun, masalah timbul saat ada warga yang mengacau akibat tidak diperbolehkan mencoblos lantaran melebihi batas waktu yang telah ditetapkan. 

Tak cukup sampai di situ, sejumlah warga yang tidak terima kemudian melakukan sejumlah protes dengan dengan mengerahkan massa secara masif untuk memboikot hasil Pilkades dan meminta pemilihan ulang. 

Sejumlah langkah tahap demi tahap telah dilakukan oleh Anggota Polres Klaten untuk meredam emosi warga.

Baca juga: Pemkab Klaten Bakal Gelar Deklarasi Damai, Jaga Kondusifitas Jelang Pilkades Serentak 2023

Dari mulai langkah persuasif dan terus tingkatkan mengikuti situasi yang terus berkembang di lapangan. 

Namun, semakin lama warga yang hadir semakin tak terkendali lantaran adanya profokasi dari oknum tertentu. 

Hingga akhirnya, sejumlah warga yang dibubarkan dengan paksa baik dengan menerjunkan anjing pelacak hingga menembakan gas air mata ke arah kerumunan warga yang melakukan aksi protes. 

Selain itu juga turut mengamankan oknum yang diduga melakukan profokasi sehingga memicu warga melakukan aksi tersebut. 

Sementara itu, dalam arahannya Kapolres Klaten, AKBP Warsono menyebut bahwa tahun-tahun ini merupakan tahun politik. 

"Ini merupakan miniatur pembelajaran bagi kita semua akan menghadapi pesta demokrasi (Pileg, Pilpres, Pilkada 2024)," tegasnya.

Ia juga meminta semua elemen keamanan melakukan antisipasi dini diwilayahnya masing-masing. 

"Tetapkan segala permasalahan yang ada di wilayah, harus direspon dan bergerak cepat agar bisa diselesaikan sejak dini." 

"Jangan sampai permasalahan itu menjadi besar," tegasnya. 

Kapolres juga menghimbau untuk semua pihak turut serta dalam mensukseskan Pilkades serentak dengan aman dan kondusif. 

"Jangan melakukan kegiatan yang kontra produktif, baik bertutur kata atau perbuatan yang memicu konflik dalam kegiatan Pilkades ini," 

"Jaga netralitas, tali silaturahmi, dan bisa membawa diri (agar Pilkades berjalan lancar)," pungkasnya.

Baca juga: Wakil Bupati Klaten Terima Kunjungan Kerja FKUB Provinsi Kepulauan Riau, Harapkan Kerukunan Umat

Sementara itu, Bupati Klaten, Sri Mulyani dalam sambutannya mengutarakan kegiatan tersebut guna persiapan untuk menjaga keamanan dan kondusifitas pelaksanaan Pilkades serentak. 

"(Apel tersebut sebagai langkah) membangun komitmen untuk bersama-sama menjamin keamanan Pilkades serentak dengan aman," ucap Sri Mulyani. 

Dengan persiapan yang matang, dirinya berharap dapat menghasilkan gelaran pesta demokrasi tingkat desa dengan lancar.

Ia juga meminta agar setiap elemen keamanan selalu siap siaga menjaga kondusifitas sampai dengan pelantikan. 

Mulyani juga meminta setiap elemen pendukung pengamanan dapat saling berkoordinasi dan melaporkan segala bentuk permasalahan yang terjadi di wilayah.

"Pendapat boleh beda, pilihan boleh tidak sama tapi kita tetap semua saudara," tegas Sri Mulyani. 

(*/adv)